Jumat, 22 Juni 2012

Surat Al-Mumtahanah Ayat 1-13 Terjemah Dan Latin



Surat Al-Mumtahanah dan Terjemahnya - Berikut ini Anda bisa simak dengan baik bacaan Surat Al-Mumtahanah dengan bahasa inggris, bahasa indonesia,  dalam blog hikmah kehidupan, semoga bermanfaat.

yaa ayyuhaalladziina aamanuu laa tattakhidzuu 'aduwwii wa'aduwwakum awliyaa-a tulquuna ilayhim bilmawaddati waqad kafaruu bimaa jaa-akum mina lhaqqi yukhrijuuna rrasuula wa-iyyaakum an tu/minuu bilaahi rabbikum in kuntum kharajtum jihaadan fii sabiilii wabtighaa-a mardaatii tusirruuna ilayhim bilmawaddati wa-anaa a'lamu bimaa akhfaytum wamaa a'lantum waman yaf'alhu minkum faqad dhalla sawaa-a ssabiil

[60:1] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.

[60:1] O you who believe! do not take My enemy and your enemy for friends: would you offer them love while they deny what has come to you of the truth, driving out the Apostle and yourselves because you believe in Allah, your Lord? If you go forth struggling hard in My path and seeking My pleasure, would you manifest love to them? And I know what you conceal and what you manifest; and whoever of you does this, he indeed has gone astray from the straight path.

in yatsqafuukum yakuunuu lakam a'daa-an wayabsuthuu ilaykum aydiyahum wa-alsinatahum bissuu-i wawadduu law takfuruun

[60:2] Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.

[60:2] If they find you, they will be your enemies, and will stretch forth towards you their hands and their tongues with evil, and they ardently desire that you may disbelieve.

lan tanfa'akum arhaamukum walaa awlaadukum yawma lqiyaamati yafshilu baynakum walaahu bimaa ta'maluuna bashiir

[60:3] Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-sekali tiada bermanfaat bagimu pada Hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

[60:3] Your relationship would not profit you, nor your children on the day of resurrection; He will decide between you; and Allah sees what you do.

qad kaanat lakum uswatun hasanatun fii ibraahiima walladziina ma'ahu idz qaaluu liqawmihim innaa buraaau minkum wamimmaa ta'buduuna min duunillaahi kafarnaa bikum wabadaa baynanaa wabaynakumu l'adaawatu walbaghdaau abadan hattaa tu/minuu bilaahi wahdahu illaa qawla ibraahiima li-abiihi la-astaghfiranna laka wamaa amliku laka minallaahi min syay-in rabbanaa 'alayka tawakkalnaa wa-ilayka anabnaa wa-ilayka lmashiir

[60:4] Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."

[60:4] Indeed, there is for you a good example in Ibrahim and those with him when they said to their people: Surely we are clear of you and of what you serve besides Allah; we declare ourselves to be clear of you, and enmity and hatred have appeared between us and you forever until you believe in Allah alone -- but not in what Ibrahim said to his father: I would certainly ask forgiveness for you, and I do not control for you aught from Allah -- Our Lord! on Thee do we rely, and to Thee do we turn, and to Thee is the eventual coming:

rabbanaa laa taj'alnaa fitnatan lilladziina kafaruu waghfir lanaa rabbanaa innaka anta l'aziizu lhakiim

[60:5] "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

[60:5] Our Lord! do not make us a trial for those who disbelieve, and forgive us, our Lord! surely Thou art the Mighty, the Wise.

laqad kaana lakum fiihim uswatun hasanatun liman kaana yarjuullaaha walyawma l-aakhira waman yatawalla fa-innallaaha huwa lghanniyyu lhamiid

[60:6] Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.

[60:6] Certainly there is for you in them a good example, for him who fears Allah and the last day; and whoever turns back, then surely Allah is the Self-sufficient, the Praised.

'asaallaahu an yaj'ala baynakum wabaynalladziina 'aadaytum minhum mawaddatan walaahu qadiirun walaahu ghafuurun rahiim

[60:7] Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[60:7] It may be that Allah will bring about friendship between you and those whom you hold to be your enemies among them; and Allah is Powerful; and Allah is Forgiving, Merciful.

laa yanhaakumullaahu 'anilladziina lam yuqaatiluukum fii ddiini walam yukhrijuukum min diyaarikum an tabarruuhum watuqsithuu ilayhim innallaaha yuhibbu lmuqsithiin

[60:8] Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

[60:8] Allah does not forbid you respecting those who have not made war against you on account of (your) religion, and have not driven you forth from your homes, that you show them kindness and deal with them justly; surely Allah loves the doers of justice.

innamaa yanhaakumullaahu 'anilladziina qaataluukum fii ddiini wa-akhrajuukum min diyaarikum wazhaaharuu 'alaa ikhraajikum an tawallawhum waman yatawallahum faulaa-ika humu zhzhaalimuun

[60:9] Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

[60:9] Allah only forbids you respecting those who made war upon you on account of (your) religion, and drove you forth from your homes and backed up (others) in your expulsion, that you make friends with them, and whoever makes friends with them, these are the unjust.

yaa ayyuhaalladziina aamanuu idzaa jaa-akumu lmu/minaatu muhaajiraatin famtahinuuhunnallaahu a'lamu bi-iimaanihinna fa-in 'alimtumuuhunna mu/minaatin falaa tarji'uuhunna ilaa lkuffaari laa hunna hillun lahum walaa hum yahilluuna lahunna waaatuuhum maa anfaquu walaa junaaha 'alaykum an tankihuuhunna idzaa aataytumuuhunna ujuurahunna walaa tumsikuu bi'ishami lkawaafiri was-aluu maa anfaqtum walyas-aluu maa anfaquu dzaalikum hukmullaahi yahkumu baynakum walaahu 'aliimun hakiim

[60:10] Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada

[60:10] O you who believe! when believing women come to you flying, then examine them; Allah knows best their faith; then if you find them to be believing women, do not send them back to the unbelievers, neither are these (women) lawful for them, nor are those (men) lawful for them, and give them what they have spent; and no blame attaches to you in marrying them when you give them their dowries; and hold not to the ties of marriage of unbelieving women, and ask for what you have spent, and let them ask for what they have spent. That is Allah's judgment; He judges between you, and Allah is Knowing, Wise.

wa-in faatakum syay-un min azwaajikum ilaa lkuffaari fa'aaqabtum faaatuulladziina dzahabat azwaajuhum mitsla maa anfaquu wattaquullaahalladzii antum bihi mu/minuun

[60:11] Dan jika seseorang dari isteri-isterimu lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari isterinya itu mahar sebanyak yang telah mereka bayar. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman.

[60:11] And if anything (out of the dowries) of your wives has passed away from you to the unbelievers, then your turn comes, give to those whose wives have gone away the like of what they have spent, and be careful of (your duty to) Allah in Whom you believe.

yaa ayyuhaa nnabiyyu idzaa jaa-aka lmu/minaatu yubaayi'naka 'alaa an laa yusyrikna bilaahi syay-an walaa yasriqna walaa yazniina walaa yaqtulna awlaadahunna walaa ya/tiina bibuhtaanin yaftariinahu bayna aydiihinna wa-arjulihinna walaa ya'shiinaka fii ma'ruufin fabaayi'hunna wastaghfir lahunnallaaha innallaaha ghafuurun rahiim

[60:12] Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[60:12] O Prophet! when believing women come to you giving you a pledge that they will not associate aught with Allah, and will not steal, and will not commit fornication, and will not kill their children, and will not bring a calumny which they have forged of themselves, and will not disobey you in what is good, accept their pledge, and ask forgiveness for them from Allah; surely Allah is Forgiving, Merciful.

yaa ayyuhaalladziina aamanuu laa tatawallaw qawman ghadhiballaahu 'alayhim qad ya-isuu mina l-aakhirati kamaa ya-isa lkuffaaru min ash-haabi lqubuur

[60:13] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.

[60:13] O you who believe! do not make friends with a people with whom Allah is wroth; indeed they despair of the hereafter as the unbelievers despair of those in tombs.

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan baik disengaja ataupun tidak disengaja. Terima kasih..

Surat Al-Fatihah Arab Latin Dan Terjemahnya

Surat Al-Fatihah dengan Terjemahnya - Berikut ini Anda bisa simak dengan baik bacaan Surat Al-Fatihah Arab Latin Dan Terjemahnya dalam bahasa Indonesia dan Inggris dalam blog hikmah kehidupan, semoga bermanfaat.



bismillaahirrahmaanirrahiim

[1:1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

[1:1] In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful.

alhamdulillaahirabbil'aalamiin

[1:2] Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

[1:2] All praise is due to Allah, the Lord of the Worlds.

arrahmaanirrahiim

[1:3] Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

[1:3] The Beneficent, the Merciful.

maalikiyawmiddiin

[1:4] Yang menguasai di Hari Pembalasan

[1:4] Master of the Day of Judgment.

iyyaakana'buduwa-iyyaakanasta'iin

[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

[1:5] Thee do we serve and Thee do we beseech for help.

ihdinaashshiraathalmustaqiim

[1:6] Tunjukilah kami jalan yang lurus,

[1:6] Keep us on the right path.

shiraathalladziinaan'amta'alayhim ghayrilmaghdhuubi'alayhim walaadhdhaalliin

[1:7] (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

[1:7] The path of those upon whom Thou hast bestowed favors. Not (the path) of those upon whom Thy wrath is brought down, nor of those who go astray.

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan baik disengaja ataupun tidak disengaja. Terima kasih..

JADWAL SHOLAT HARI INI

Jadwal Sholat Hari ini - Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam tuntunan kita, orang yang sangat kita cintai. Semua kaum muslim sepakat bahwa sholat lima waktu harus dikerjakan pada waktunya, dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Jadwal Sholat
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. [ QS. An Nisa’ (4) : 103]

Penentuan Jadwal Waktu Shalat
Kaidah penentuan jadwal shalat yaitu “Pergerakan Matahari ” dilihat dari bumi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pelbagai kemudahan terus dibuat dan membuat lebih praktis dalam segala hal termasuk dalam beribadah khususnya shalt fardu. Diatas ini jadwal shalat fardu, semoga bisa mempermudah kita untuk sholat pada waktunya. Yang saya cantumkan diatas adalah jadwal untuk satu bulan ini, Anda bisa juga melihat jadwal Sholat hari ini.

Jaman dahulu sebelum kaum muslimin menemukan hisab/perhitungan falak/astronomi, waktu shalat ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap gejala alam dengan melihat langsung matahari. Kemudian berkembang dengan dibuatnya Jam Surya atau Jam Matahari serta Jam Istiwa atau sering disebut Tongkat Istiwa dengan kaidah bayangan matahari.

Sumber: http://www.jadwalsholat.org

Demikian artikel mengenai  Jadwal Sholat Hari ini semoga bisa berguna dan bermanfaat untuk para muslimin dan muslimah, Amin. Sekian dari saya ucapkan terima kasih telah sehare ke blog hikmah kehidupan.

Hikmah dan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan

Hikmah Puasa Bagi Kesehatan | Manfaat Puasa Bagi Kesehatan ~ Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu perlu diberikan kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.




Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan, karena overnutrisi dapat mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif, seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner,
kencing manis, dan lain-lain.

Pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek, diantaranya yaitu :
* Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan
* Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi istirahat.
* membersihkan tubuh dari racun & kotoran (detoksifikasi). Puasa merupakan terapi detoksifikasi yang paling tua. Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh.
* menambah jumlah sel darah putih sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh
* menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh
* memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker,
* mendorong terjadinya pergantian sel-sel tubuh yang rusak dengan yamng baru
(peremajaan)
* meningkatkan daya serap makanan,
* memperbaiki fungsi hormon & meningkatkan fungsi organ tubuh.
Ibadah puasa mengandung banyak hikmah, salah satu hikmah puasa yaitu dapat membantu usaha terhadap pencegahan dan penyembuhan penyakit, antara lain yaitu :
* menurunkan kolesterol dan trigliserida tinggi,
* menurunkan berat badan dan mencegah obesitas (kegemukan),
* mengurangi risiko kencing manis (diabetes mellitus) tipe II
* menurunkan tekanan darah tinggi,
* mencegah pengerasan pembuluh darah,
* mencegah gangguan jantung dan stroke
* pada umumnya maag yang fungsional akan membaik karena puasa
* meningkatkan kuantitas dan kualitas sperma
Makanan Sehat untuk Berpuasa Disunahkan agar berbuka puasa diawali dengan makan buah kurma, atau dengan buah-buahan dan minuman yang manis seperti madu. Ajaran ini mengandung makna kesehatan karena buah-buahan dan minuman yang manis merupakan bahan bakar siap pakai yang dapat segera diserap oleh tubuh untuk memulihkan tenaga setelah seharian tubuh tidak disuplai oleh makanan dan minuman.

Glukosa yang terkandung di dalam buah-buahan dan minuman yang manis merupakan sumber energi utama yang dapat menggerakkan susunan saraf pusat. Glukosa efektif dibutuhkan ketika tubuh memerlukan masukan energi yang diperlukannya. Namun pada penderita kencing manis (diabetes mellitus) harus berhati-hati, jangan mengkonsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan. Penderita kencing manis harus menghindarkan kadar glukosa darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah.

Seperti halnya sarapan, sahur amat perlu untuk mengimbangi zat gizi yang tak diperoleh tubuh selama sehari berpuasa. Anjuran sahur bukan semata-mata untuk mendapatkan tenaga yang prima selama menunaikan ibadah puasa, melainkan juga mengandung makna bahwa puasa perlu persiapan agar selama berpuasa produktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu. Sebaiknya makanan untuk sahur dipilih yang mengandung serat dan berkuah seperti sayur dan buah-buahan karena dapat mengurangi rasa lapar dan haus.

Pada waktu buka puasa dan sahur suplai gizi perlu diusahakan memenuhi unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh, meliputi enam jenis zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Makan yang seimbang
baik dalam porsi maupun gizi akan mempengaruhi susunan saraf pusat dan kondisi biokimia tubuh.

Pada beberapa orang, pada saat puasa mempunyai keluhan seperti merasa lemas dan lesu atau stamina menurun, juga gangguan pencernaan. Beberapa bahan pangan tertentu dapat digunakan untuk mengantisipasi keluhan pada saat berpuasa. Berikut beberapa bahan atau makanan dan minuman sehat untuk berpuasa agar tetap fit, sehat dan segar.
1.Madu
Khasiat : meningkatkan stamina dan mempertahankan stabilitas tubuh agar tetap segar, mencegah gangguan pencernaan, melancarkan metabolisme.

2.Kurma
Khasiat : meningkatkan stamina dan energi, mencegah dan mengatasi anemia, lelah, melancarkan pembuangan.

3.Akar Alang-Alang (Imperata cyllindrica)
Khasiat: menghilangkan haus, melancarkan kemih, mengatasi radang dan batu ginjal, hipertensi, dan lain-lain

4.Rambut dan Tongkol Jagung (Zea mays)
Khasiat : melancarkan kemih, mencegah dan mengatasi batu ginjal, hipertensi, kolesterol tinggi, kencing manis, dll.

5.Kismis
Khasiat : meningkatkan stamina, mencegah lemas dan kurang darah

6.Semangka dan Kulitnya (Citrullus vulgaris)
Khasiat : menghilangkan haus, melancarkan kemih, radang ginjal, prostat.

7.Ubi Jalar Merah (Ipomoea batatas Poir.)
Khasiat: perut kembung, peluruh kentut, masuk angin, gangguan lambung.

8.Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza)
Khasiat : meningkatkan stamina, perut kembung, peluruh kentut, mengatasi masuk angin, gangguan lambung dan pencernaan.

9.Kencur (Kaempferia galanga)
Khasiat : meningkatkan stamina, mengatasi masuk angin, gangguan lambung dan pencernaan seperti kembung, mual, muntah, dan lain-lain.

10.Kunyit (Curcuma longa)
Khasiat : meningkatkan vital energi, mengatasi radang lambung dan gangguan pencernaan (kembung & begah, mual).

11.Jahe (Zingiber officinale)
Khasiat : meningkatkan stamina, mengatasi kembung, masuk angin, pusing, mual dan mencegah muntah

12.Kapulaga (Amomum cardamomum)
Khasiat : mengatasi perut kembung dan sebah, mual, muntah

13.Cengkeh (Eugenia aromatica)
Khasiat : mengatasi muntah karena lambung dingin, mual, kembung

14.Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Khasiat : mengatasi radang lambung, mual, muntah, kembung.
Demikianlah artikel tentang Hikmah dan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan semoga bisa berguna dan bermanfaat untuk para pembaca, jangan lupa juga untuk membaca artikel lain seperti Hikmah Puasa Senin Kamis pada postingan beberapa silam yang lalu. Sekian dari saya ucapkan terima kasih telah share ke blog pengumpul hikmah.

Rabu, 20 Juni 2012

Kisah Seorang Nenek yang Ikhlas




Seorang nenek harus berjalan jauh ke pasar di kota untuk menjual bunga cempaka. Itulah kerja hariannya.

Selepas berjualan, beliau singgah dahulu ke masjid di kota untuk bersolat zuhur.
Selepas berdoa dan berwirid sekadarnya, nenek itu akan terlebih dahulu membersihkan dedaun yang berselerakan di halaman masjid. Ini dilakukannya setiap hari di bawah terik matahari. Setelah semua dedaun itu dibersihkan barulah beliau pulang ke desanya.Jemaah dan pengelola masjid kasihan melihat rutin nenek yang demikian.

Suatu hari, pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan dedaun yang berselerakan di halaman masjid sebelum nenek itu datang. Fikirnya, usaha itu akan membantu nenek tadi agar tidak perlu bersusah payah membersihkan halaman masjid itu.

Rupanya, niat baik itu telah membuat nenek tersebut menangis sedih.

Dia bermohon supaya dia terus diberi kesempatan membersihkan halaman masjid seperti biasa.

Akhirnya, pihak masjid terpaksa membiarkan situasi berjalan seperti biasa supaya nenek itu tidak lagi hiba.

Satu ketika apabila ditanyakan seorang kiai mengapa nenek tersebut perlu melakukan hal itu, nenek tersebut menjawab:

“Saya ini perempuan bodoh, kiai. Saya tahu amal-amal saya yang kecil ini mungkin juga tidak benar dijalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam.
“Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu selawat kepada Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam. Kelak jika saya mati, saya ingin Rasulullah menjemput saya.
“Biarlah semua dedaun ini bersaksi bahwa saya telah membacakan selawat kepadanya.”

Allah SWT berfirman :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيما

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)

Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).

Mudah-mudahan kita dapat sama-sama menghayati keikhlasan sifat nenek yang mulia itu.
Amin!

Basmalah, dalam Agama Lain



Bismillahi arrahmani arrahimi adalah salah satu dari ayat Al Qur’an yang paling populer, serta paling sering dibaca oleh umat manusia. Bagi kaum muslimin yang menjaga shalat lima waktu, maka minimal dia akan membaca 17 kali ayat ini di dalam surat Al-Fatihah. Ayat ini adalah ayat pertama dari surat tersebut.Di dalam Al-Qur’anul karim, basmalah sudah dikenal ribuan tahun sebelum Nabi Muhammad dilahirkan, ayat bismillahi arrahmani arrahimi tersebut tercantum dalam surat An-Naml, ketika Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam. mengirimkan surat kepada ratu Balqis, penguasa kerajaan Saba’ di Yaman. Ketika itu Ratu Balqis membaca surat Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam yang dilemparkan oleh seekor burung hud hud. Dan, sang ratu sangat terkejut serta kagum ketika membaca surat tersebut. Kemudian, dia pun berkata: “Ya Ayyuhal malaw inni ulqiya ilayya kitabun karim” (wahai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang karim).

Kata “karim” biasanya diterjemahkan orang dengan arti mulia. Padahal di dalam bahasa Arab, kata “karim” juga biasa digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat indah, bagus dan sempurna sesuai dengan objek yang disifatinya. Sebagai contoh misalnya perkataan ‘rizqun karim’artinya adalah rezeki yang mulia, banyak jumlahnya, halal dan memuaskan orang yang menikmatinya. Sedangkan perkataan ‘zawjun karim’ artinya adalah pasangan atau istri yang setia, cantik melayani suami dengan baik, menggembirakan hati, menyenangkan, serta penuh kasih sayang. Begitu juga dengan surat yang karim dari Nabi Sulaiman kepada ratu Balqis itu bermakna; surat yang sampulnya bagus, isinya bagus, ringkas dan indah, tulisan bagus dan indah, bahasanya ringkas dan padat.

Pada beberapa tahun yang lalu di Habibie Center, Jakarta, ada sebuah pertemuan Interaction Council yang diikuti oleh beberapa orang tokoh dari berbagai agama dan negara. Dari India tampil seorang Resi yang bernama Swami Agnivish yang beragama Hindu. Pemaparan beliau dimulai dengan menjelaskan intisari dari Bismillahi arrahmani arrahimi. Hampir seluruh peserta yang hadir terkejut. Namun beliau kembali menegaskan bahwa kandungan ayat tersebut telah dikenal dalam agama Hindu selama ribuan tahun meskipun dengan lafazh yang berbeda.

Para pembaca tidak perlu heran, sebab agama Hindu juga adalah salah satu dari agama langit. Di dalam kitab Veda ada disebutkan beberapa kali nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diramalkan akan muncul sebagai Nabi akhir zaman. Sedangkan ‘Dewa Utama’ dalam agama Hindu bernama Brahma yang asalnya dari akar kata Abraham dalam bahasa Ibrani. Kemudian ditulis menjadi Brahma dalam bahasa Sansekerta. Sedangkan istri beliau yang cantik jelita bernama Sarah yang dalam bahasa Sansekerta menjadi Dewi Sarah tertulis Saraswati. (Wati artinya sama dengan Dewi).

Dalam sebuah Hadits Nabi pada kitab Qishash al Anbiya, Syaikh Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kecantikan ‘Dewi’ Sarah adalah seperti kecantikan 1/3 dari seluruh kecantikan wanita sedunia yang dikumpulkan menjadi satu untuk dirinya seorang. Betapa cantiknya Dewi Sarah itu. Dari keterangan ini tidaklah heran bila dalam agama Hindu mereka mengenal ayat Bismillahi arrahmani arrahimi.

Peserta dari Srilangka bernama DR. AT Ariyatratna yang beragama Buddha juga menekankan pentingnya menghayati pesan dari Bismillahi arrahmani arrahimi Menurut beliau semua agama yang ada di dunia ini memang mengenal dan memahami kalimat suci yang istimewa ini.

Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kepada semua kaum muslimin untuk membaca Bismillahi arrahmani arrahimi sebelum memulai setiap pekerjaan apa saja. Bahkan Beliau menekankan bahwa setiap pekerjaan akan menjadi cacat tanpa kalimat ini dibacakan terlebih dahulu.

Berbeda dengan shalawat atas Nabi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memang memberi perintah kepada kaum muslimin untuk bershalawat atas Nabi, dimana sebelumnya dijelaskan bahwa Allah dan Malaikat pun bershalawat atas diri Nabi yang mulia. Tetapi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mencontohkan lafazh shalawat itu kepada kita. Sedangkan Bismillahi arrahmani arrahimi diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara tersirat pada surat yang pertama kali turun yaitu ayat“Iqra’ bismirobbikalladzi khalaq” (bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu yang menjadikan). Meskipun demikian Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencontohkan di dalam Al-Qur’anul Karim dengan memulai membaca surat yang ada dengan kalimat suci ini (kecuali hanya pada surat At-Taubah saja yang tidak memakai basmalah).

Seseorang yang memulai pekerjaannya dengan basmalah (dengan nama Allah) itu dapat berarti sekurang-kurangnya tiga maksud.

Yang pertama, saya memulai pekerjaan ini dengan nama Allah.
Yang kedua, saya memohon pertolongan dengan nama Allah untuk melaksanakan pekerjaan ini. Artinya saya yakin tidak dapat melaksanakan pekerjaan tersebut tanpa pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala;
Yang ketiga, saya melakukan pekerjaan ini atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya motivasi saya bekerja semata-mata demi Allah dan karena Allah saja.

Kalaulah makna-makna seperti yang di atas tertanam dalam hati setiap kaum muslimin dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka mustahil lah seorang mukmin itu sampai hati untuk melakukan perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kenapa hari ini banyak kaum muslimin yang terjatuh ke dalam lembah maksiat? Jawabnya tidak lain karena lemahnya pengaruh Allah di dalam hatinya. Dan, lalainya mereka dari membaca basmalah ketika memulai setiap pekerjaan sebagai “pengendalian diri” dari segala maksiat yang ada.

Perlu diketahui bahwa jika kita sebagai seorang muslim telah mengetahui dengan jelas bahwa pekerjaan yang akan dilakukan adalah sebuah perbuatan maksiat, namun kita dengan sengaja membaca basmalah sebelum mengerjakannya, jatuhlah kita ke dalam kemurtadan.

Tegasnya, orang yang berzina kemudian dengan sengaja membaca basmalah, menjadi murtadlah dia. Begitu juga dengan orang yang mencuri, korupsi, minum khamar (mabuk), merampok, dan lain-lainnya, kemudian mereka dengan sengaja membaca basmalah diawal pekerjaannya, maka menjadi murtadlah mereka dari Islam. Semoga kita dapat membumikan basmalah serta memahami makna yang ada di dalamnya. Amin.

Wallahu a’lam bishshowab

Kisah Segelas Susu


Suatu hari, seorang anak miskin yang bernama Howard Kelly berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya merasa sangat lapar tapi hanya mempunyai uang satu sen. Ia memutuskan untuk minta makan di rumah berikutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Sebagai gantinya ia minta air.Gadis itu melihat bahwa si anak kecil tampak kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya perlahan-lahan.

“Berapa harus kubayar segelas susu ini?” kata anak itu.

“Kau tidak harus membayar apa-apa,” jawab si gadis. “Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang kulakukan.”

“Bila demikian, ku ucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku.”

Howard Kelly lalu meninggalkan rumah itu.
Ia tidak saja lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Alloh dan kepercayaannya kepada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.

Beberapa tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah.

Para dokter setempat kebingungan sewaktu mendiagnosa penyakitnya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar dan mengundang beberapa dokter ahli untuk mempelajari penyakit langka si pasien. Dokter Howard Kelly akhirnya dipanggil ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat.

Ketika mendengar nama kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata Dokter Kelly.
Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien. Dokter Kelly segera mengenali wanita sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.

Sejak hari itu Dokter Kelly memberikan perhatian khusus pada kasus si pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan. Dokter Kelly meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada si pasien.
Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor Dokter Kelly. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu di pinggirnya. Tagihan itu kemudian dikirimkan ke kamar pasien.

Si pasien takut membuka amplop nota tagihan karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.

Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu :

Telah dibayar lunas dengan segelas susu
Tertanda
DR. Howard Kelly

Air mata bahagia membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati,“Terima kasih Alloh, cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tangan manusia.”

Jadilah Seperti Pensil





Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?”

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,

“Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi.Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.

“Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab,

“Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”,

Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

pertama:

pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

kedua:

dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

ketiga:

pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.

keempat:

bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.

kelima:

sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan…
Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”

Sejumput Akhlak Rosulullah SAW





• Dikemukakannya beberapa contoh Akhlaq yang mulia Sayyidina AL-MUSHTHOFA, Muhammad saw adalah agar kita mengetahui dan mencontohnya dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Sejarah menjadi saksi bahwa semua kaum di Arab sepakat memberikan gelar kepada Muhammad saw “Al-Amien”, artinya orang yang terpercaya, padahal waktu itu beliau belum dinyatakan sebagai Nabi. Peristiwa ini, belum pernah terjadi dalam sejarah Mekkah dan Arabia. Hal itu menjadi bukti bahwa Rasulullah saw memiliki sifat itu dalam kadar begitu tinggi sehingga dalam pengetahuan dan ingatan kaumnya tidak ada orang lain yang dapat dipandang menyamai dalam hal itu. Kaum Arab terkenal dengan ketajaman otak mereka dan apa-apa yang mereka pandang langka, pastilah sungguh-sungguh langka lagi istimewa.

• Diriwayatkan tentang Rasulullah saw bahwa segala tutur kata beliau senantiasa mencerminkan kesucian dan bahwa beliau (tidak seperti orang-orang kebanyakan di zaman beliau) tidak biasa bersumpah (Turmudzi). Hal itu merupakan suatu kekecualian bagi bangsa Arab. Kami tidak mengatakan bahwa orang-orang Arab di zaman Rasulullah saw biasa mempergunakan bahasa kotor, tetapi tidak pelak lagi bahwa mereka biasa memberikan warna tegas di atas tuturan mereka dengan melontarkan kata-kata sumpah dalam kadar yang cukup banyak, suatu kebiasaan yang masih tetap berlangsung sampai hari ini juga. Tetapi Rasulullah saw menjunjung tinggi nama Tuhan sehingga beliau tidak pernah mengucapkan tanpa alasan yang sepenuhnya dapat diterima

• Beliau sangat memberikan perhatian, bahkan cermat sekali dalam soal kebersihan badan. Beliau senantiasa bersiwak (menggosok gigi) beberapa kali sehari dan begitu telaten melakukannya sehingga beliau biasa mengatakan bahwa andaikata beliau tidak khawatir kalau mewajibkannya akan memberatkan, beliau akan menetapkan menjadi kewajiban untuk tiap-tiap orang muslim bersiwak sebelum mengerjakan kelima waktu sholat. Beliau senantiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah tiap kali makan, dan sesudah makan beliau senantiasa berkumur dan memandang sangat baik tiap-tiap orang yang telah memakan masakan berkumur lebih dahulu sebelum ikut bersembahyang berjamaah (Al-Bukhori)

• Dalam peraturan Islam, masjid itu satu-satunya tempat berkumpul yang ditetapkan untuk orang-orang Islam. Oleh karena Rasulullah saw sangat istimewa menekankan kebersihannya, terutama pada saat orang-orang diharapkan akan berkumpul di dalamnya. Beliau memerintahkan supaya pada kesempatan-kesempatan itu sebaiknya setanggi dan sebagainya dibakar untuk membersihkan udara (Abu Daud). Beliau juga memberi petunjuk jangan ada orang pergi ke masjid saat diadakan pertemuan-pertemuan sehabis makan sesuatu yang menyebarkan bau yang menusuk hidung (Al-Bukhori).

• Beliau menuntut agar jalan-jalan dijaga kebersihannya dan tidak ada dahan ranting, batu dan semua benda atau sesuatu yang akan mengganggu atau bahkan membahayakan. Jika beliau sendiri menemukan hal atau benda demikian di jalan, beliau niscaya menyingkirkannya dan beliau sering bersabda bahwa orang yang membantu menjaga kebersihan jalan-jalan, ia telah berbuat amal sholih dalam pandangan Ilahi.

• Diriwayatkan pula bahwa beliau memerintahkan supaya lalu-lintas umum tidak boleh dipergunakan sehingga menimbulkan halangan atau menjadi kotor atau melemparkan benda-benda yang najis, atau tidak sedap dipandang ke jalan umum atau mengotori jalan dengan cara apapun, karena semua itu perbuatan yang tidak diridhoi Allah. Beliau sangat memandang penting upaya agar persediaan air untuk keperluan manusia dijaga kebersihan dan kemurniannya. Umumnya, beliau melarang sesuatu benda dilemparkan ke dalam air tergenang yang mungkin akan mencemarinya, dan memakai persediaan air dengan cara yang dapat menjadikannya kotor (Al-Bukhori dan Muslim, Kitabal-Barr wal-Sila) [13]

• Rasulullah saw sangat sederhana dalam hal makan dan minum. Beliau tidak pernah memperlihatkan rasa kurang senang terhadap makanan yang tidak baik masakannya dan tidak sedap rasanya. Jika didapatkannya makanan sajian serupa itu, beliau akan menyantapnya untuk menjaga supaya pemasaknya tidak merasa kecewa. Tetapi, jika hidangan tidak dapat dimakan, beliau hanya tidak menyantapnya dan tidak pernah memperlihatkan kekesalannya. Jika beliau telah duduk menghadapi hidangan, beliau menunjukkan minat kepada makanan itu dan biasa mengatakan bahwa beliau tidak suka kepada sikap acuh-tak-acuh terhadap makanan, seolah-olah orang yang makan itu terlalu agung untuk memperhatikan hanya soal makanan dan minuman belaka.

• Jika suatu makanan dihidangkan kepada beliau, senantiasa beliau menyantapnya bersama-sama semua yang hadir. Sekali peristiwa seseorang mempersembahkan kurma kepada beliau. Beliau melihat ke sekitar dan setelah beliau menghitung jumlah orang yang hadir, beliau membagi rata bilangan kurma itu sehingga tiap-tiap orang menerima tujuh buah. Abu Hurairoh ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah makan sekenyang-kenyangnya, walaupun sekedar roti jawawut (Al-Bukhori).

• Sekali peristiwa, ketika beliau melalui jalan tampak kepada beliau beberapa orang berkumpul mengelilingi panggang anak kambing dan siap untuk menikmati jamuan. Ketika mereka melihat Rasulullah saw mereka mengundang beliau ikut serta, tetapi beliau menolak. Alasannya bukan karena beliau tidak suka daging panggang, tetapi disebabkan oleh kenyataan bahwa beliau tidak menyetujui orang mengadakan perjamuan di tempat terbuka dan terlihat oleh orang miskin yang tak cukup mempunyai makanan.

• Tiap-tiap segi kehidupan Rasulullah saw nampak jelas diliputi dan diwarnai oleh cinta dan bakti kepada Allah. Walaupun pertanggung-jawaban yang sangat berat terletak di atas bahu beliau, bagian terbesar dari waktu, siang dan malam dipergunakan untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah. Beliau biasa bangkit meninggalkan tempat tidur tengah malam dan larut dalam beribadah kepada Allah sampai saat tiba untuk pergi ke masjid hendak sembahyang subuh. Kadang-kadang beliau begitu lama berdiri dalam sembahyang tahajjud sehingga kaki beliau menjadi bengkak-bengkak, dan mereka yang menyaksikan beliau dalam keadaan demikian sangat terharu. Sekali peristiwa Aisyah ra berkata kepada beliau “Allah telah memberi kehormatan kepada engkau dengan cinta dan kedekatan-Nya. Mengapa engkau membebani diri sendiri dengan menanggung begitu banyak kesusahan dan kesukaran?” Beliau menjawab “Jika Allah, atas kasih sayang-Nya, mengkaruniai cinta dan kedekatan-Nya kepadaku, bukankah telah menjadi kewajiban pada giliranku senantiasa menyampaikan terima kasih kepada Dia? Bersyukurlah hendaknya sebanyak bertambahnya karunia yang diterima (Kitabul-Kusuf)

• Allah telah memberikan mata untuk melihat; maka bukan ibadah tetapi aniaya kalau mata dibiarkan pejam atau dibuang. Bukan penggunaan kemampuan melihat secara tepat yang dapat dipandang dosa, melainkan penyalahgunaan daya itulah yang menjadi dosa…

• Siti Aisyah meriwayatkan “Bilamana Rasulullah saw dihadapkan kepada pilihan antara dua cara berbuat, beliau senantiasa memilih jalan yang termudah, asalkan bebas dari segala kecurigaan bahwa itu salah atau dosa. Kalau arah perbuatan itu membuka kemungkinan timbulnya kecurigaan serupa itu, maka Rasulullah saw itulah orangnya, dari antara seluruh umat manusia yang paling menjauhinya (Muslim, kitabul-Fadhoil)

• Beliau sangat baik dan adil terhadap istri-istri sendiri. Jika, pada suatu saat salah seorang di antara mereka tidak dapat membawa diri dengan hormat yang layak terhadap beliau, beliau hanya tersenyum dan hal itu dilupakan beliau. Pada suatu hari beliau bersabda kepada Siti Aisyah ra, Aisyah jika engkau sedang marah kepadaku, aku senantiasa dapat mengetahuinya” Aisyah ra bertanya “Bagaimana?” Beliau menjawab “Aku perhatikan jika engkau senang kepadaku dan dalam percakapan kau menyebut nama Allah, ‘Kau sebut Dia sebagai Tuhan Muhammad. Tetapi jika engkau tidak senang kepadaku, ‘Kau sebut Dia sebagai Tuhan Ibrahim” Mendengar keterangan itu Aisyah tertawa dan mengatakan bahwa beliau benar”

• Beliau senantiasa sangat sabar dalam kesukaran dan kesusahan. Dalam keadaan susah, beliau tak pernah putus asa dan beliau tak pernah dikuasai oleh suatu keinginan pribadi… Sekali peristiwa beliau menjumpai seorang wanita yang baru ditinggal mati oleh anaknya, dan melonglong dekat kuburan anaknya. Beliau menasehatkan agar bersabar dan menerima taqdir Tuhan dengan rela dan menyerahkan diri. Wanita itu tidak mengetahui bahwa ia ditegur oleh Rasulullah saw dan menjawab “Andaikan engkau pernah mengalami sedih ditinggal mati oleh anak seperti yang kualami, engkau akan mengetahui betapa sukar untuk bersabar di bawah himpitan penderitaan serupa itu.” Rasulullah saw menjawab “Aku telah kehilangan bukan hanya seorang tetapi tujuh anak”. Dan beliau terus berlalu.

• Beliau senantiasa dapat menguasai diri. Bahkan ketika beliau sudah menjadi orang paling berkuasa sekalipun selalu mendengarkan dengan sabar kata tiap-tiap orang, dan jika seseorang memperlakukan beliau dengan tidak sopan, beliau tetap melayaninya dan tidak pernah mencoba mengadakan pembalasan

• Rasulullah saw mandiri dalam menerapkan keadilan dan perlakuan. Sekali peristiwa suatu perkara dihadapkan kepada beliau tatkala seorang bangsawati terbukti telah melakukan pencurian. Hal itu menggemparkan, karena jika hukuman yang berlaku dikenakan terhadap wanita muda usia itu, martabat suatu keluarga sangat terhormat akan jatuh dan terhina. Banyak yang ingin mendesak Rasulullah saw demi kepentingan orang yang berdosa itu, tetapi tidak mempunyai keberanian. Maka Usama diserahi tugas melaksanakan itu. Usama menghadap Rasulullah saw, tetapi serentak beliau mengerti maksud tugasnya itu, beliau sangat marah dan bersabda, “Kamu sebaiknya menolak. Bangsa-bangsa telah celaka karena mengistimewakan orang-orang kelas tinggi tetapi berlaku kejam terhadap rakyat jelata. Islam tidak mengizinkan dan akupun sekali-kali tidak akan mengizinkan. Sungguh, jika Fathimah anak perempuanku sendiri melakukan kejahatan, aku tidak akan segan-segan menjatuhkan hukuman yang adil “ (Al-Bukhori, Kitabul-Hudud)

• Rasulullah saw senantiasa prihatin memikirkan untuk memperbaiki keadaan golongan yang miskin dan mengangkat taraf hidup mereka di tengah-tengah masyarakat. Seorang wanita muslimah biasa membersihkan masjid Nabi di Madinah. Rasulullah saw tidak melihatnya lagi beberapa hari dan beliau menanyakan ihwalnya. Disampaikan kepada beliau bahwa ia sudah meninggal. Beliau bersabda, “Mengapa aku tidak diberi tahu kalau ia meninggal? Aku pasti ikut dalam sembahyang janazahnya” dan menambahkan. Barangkali kalian tidak memandangnya cukup penting karena ia miskin. Anggapan itu salah. Bawalah aku ke kuburnya.” Kemudian beliau pergi ke sana dan mendoa untuk dia (Al-Bukhori, Kitabus-Salat)

• Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan jika seorang miskin menghadap Rasulullah saw dan mengajukan permintaan, beliau biasa bersabda kepada orang yang ada di sekitar beliau, “Kemudian juga hendaknya memenuhi permintaannya itu sehingga mendapat pahala sebagai orang yang berperan serta dalam menggalakkan perbuatan baik’ (Al-Bukhori dan Muslim), dengan tujuan membangkitkan rasa cenderung untuk menolong si miskin di satu pihak dalam hati para sahabat dan dipihak lain menimbulkan kesadaran dalam hati kaum fakir-miskin adanya cinta-kasih saudara-saudara mereka yang kaya.

• Ketika Islam berangsur-angsur diterima secara umum oleh bagian terbesar bangsa Arab, Rasulullah saw sering menerima barang dan uang berlimpah-limpah, beliau segera membagi-bagikan hadiah itu di antara mereka yang sangat membutuhkan. Sekali peristiwa anak beliau, Fathimah datang mendapatkan beliau sambil memperlihatkan tapak tangannya yang tebal dan keras akibat pekerjaan menepung gandum dengan batu, memohon agar diberi seorang budak untuk meringankan pekerjaannya. Rasulullah saw menjawab, “Aku akan menceriterakan kepadamu sesuatu yang nanti akan terbukti jauh lebih berharga daripada seorang budak. Jika engkau akan tidur pada malam hari, engkau hendaknya membaca SubhanAllah 33 kali, Al-hamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 34 kali. Hal itu akan jauh lebih banyak menolongmu daripada memelihara seorang budak” (Al-Bukhori).

• Beliau senantiasa menganjurkan kepada mereka yang mempunyai budak-budak supaya memperlakukan mereka dengan baik serta kasih sayang. Beliau menetapkan bahwa jika si pemilik memukul budaknya atau memaki-makinya, maka satu-satunya perbaikan yang dapat dilakukannya ialah memerdekakannya (Muslim, Kitabul-Iman).

• Rasulullah saw sangat berhasrat memperbaiki keadaan wanita di tengah-tengah masyarakat, menjamin mereka mendapat kedudukan terhormat dan perlakuan wajar lagi pantas. Islam adalah agama pertama yang memberikan hak waris kepada wanita…

• Jika dalam satu perjalanan beliau ada wanita-wanita yang ikut serta, beliau senantiasa memberi petunjuk supaya kafilah bergerak lambat dan berhenti-berhenti secara bertahap. Pada suatu kesempatan serupa itu ketika orang-orang berjalan cepat, beliau bersabda “Perhatikan kaca! Perhatikan kaca!” dengan maksud mengatakan bahwa ada wanita-wanita dalam rombongan dan bahwa jika onta-onta dan kuda-kuda berlari cepat, mereka itu akan menderita dari bantingan-bantingan binatang-binatang itu (Al-Bukhori, Kitab Al-Adab)

• Beliau menetapkan bahwa orang tidak boleh membicarakan keburukan seseorang yang telah meninggal, melainkan hendaknya menekankan kepada kebaikan apa saja yang dimiliki almarhum, sebab tidak ada faedahnya menyebut-nyebut kelemahan atau kejahatan orang yang sudah meninggal. Tetapi dengan mengemukakan kebaikan-kebaikan almarhum orang akan cenderung mendoakan (Al-Bukhori).

• Perlakuan Rasulullah saw terhadap tetangga dengan ramah dan penuh perhatian; beliau sangat menekankan agar orang berbakti dan mengkhidmati orang tua serta memperlakukan mereka dengan baik dan kasih-sayang; beliau selamanya memilih pergaulan dengan orang-orang baik dan jika melihat suatu kelemahan pada salah seorang dari para sahabat, beliau menegurnya dengan ramah secara berempat mata; Rasulullah saw sangat berhati-hati membawa diri agar tidak timbul kemungkinan adanya salah faham; Beliau tidak pernah mengemukakan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan orang lain dan menasehati orang-orang jangan mengumumkan kesalahan-kesalahan sendiri; Kesusahan, penderitaan atau kemalangan di saat menjelang wafat, beliau pikul dengan penuh kesabaran sampai-sampai Fathimah ra tidak tahan melihat ayahnya dalam keadaan demikian, namun beliau bersabda kepadanya: “Bersabarlah, ayahmu tidak akan menderita lagi sesudah hari ini”;

• Rasulullah saw menekankan agar para sahabat bekerja sama satu dengan lainnya. Ketika seseorang mengadukan saudaranya yang bermalas-malasan, beliau bersabda kepadanya: “Tuhan telah mencukupi kebutuhanmu berkat adanya saudaramu, dan karena itu menjadi kewajibanmu mencukupi kebutuhannya dan membiarkan dia bebas mengkhidmati agama” (Turmudzi).

• Rasulullah saw dalam jual-beli secara terus terang dan sangat mendambakan orang-orang muslim agar jangan melakukan kelicikan dalam transaksi atau jual-beli. Beliau senantiasa optimis menghadapi masa depan. Beliau sangat memusuhi sikap pesimis atau keputusasaan, Beliau bersabda: “Siapa yang menyebarkan rasa pesimis di kalangan masyarakat, ia bertanggung jawab atas kemunduran bangsa; sebab pikiran-pikiran pesimis mempunyai kecenderungan mengecutkan hati dan menghentikan laju kemajuan

• Rasulullah saw memperingatkan para sahabat agar memperlakukan hewan-hewan dengan baik dan mengecam bersikap kejam terhadap hewan. Beliau sering menceritakan tentang wanita Yahudi yang dihukum Allah swt lantaran membiarkan kucingnya mati kelaparan.

• Rasulullah saw bukan saja menekankan pada kebaikan toleransi dalam urusan agama, tetapi memberikan contoh-contoh yang sangat tinggi dalam urusan ini. Suatu delegasi suku Kristen Najron yang telah berdialog selama beberapa jam, meminta izin untuk meninggalkan masjid untuk mengadakan kebaktian di tempat yang tenang, Rasulullah saw bersabda: “Mereka tidak perlu meninggalkan masjid yang memang merupakan tempat khusus untuk kebaktian kepada Tuhan dan mereka dapat melakukan ibadah mereka di situ (Az-Zurqani)

• Keberanian Rasulullah saw luar biasa, ketika terjadi isu bahwa pasukan Romawi akan mengadakan pendudukan di Madinah dan ketika ada suara gaduh di tengah malam, beliau mengadakan penelitian sendiri dengan menaiki kudanya. Beliau sangat lunak terhadap orang yang kurang sopan terhadap beliau.

• Rasulullah saw sangat menaruh penting ihwal asas menyempurnakan perjanjian. Sekali peristiwa seorang duta datang kepada beliau dengan tugas istimewa dan sesudah ia tinggal beberapa hari bersama beliau, ia yakin akan kebenaran Islam dan mohon diperbolehkan bai’at masuk Islam. Rasulullah saw menjawab bahwa perbuatannya itu tidak tepat karena ia datang sebagai duta dan telah menjadi kewajibannya untuk pulang ke pusat Pemerintahannya tanpa mengadakan hubungan baru, jika sesudah pulang ia masih yakin akan kebenaran Islam, ia dapat kembali lagi sebagai orang bebas dan masuk Islam

• Beliau sangat menghargai mereka yang membaktikan waktu dan harta bendanya untuk menghidmati umat manusia. Suku Arab , Banu Tho‘i mulai mengadakan permusuhan terhadap Rasulullah saw dan kekuatan mereka dapat dikalahkan dan beberapa orang ditawan dalam sebuah peperangan. Seorang dari tawanan itu adalah seorang anak perempuan Hatim, seorang yang kebaikan dan kemurahannya telah menjadi buah bibir bangsa Arab. Ketika anak Hatim menerangkan kepada Rasulullah saw mengenai silsilah kekeluargaannya, beliau memperlakukan wanita itu dengan penghormatan yang besar dan sebagai hasil dari perantaraannya beliau membatalkan semua hukuman yang tadinya akan dijatuhkan atas wanita itu sebagai tindak balasan terhadap serangan mereka [28].

• Sedemikian agung dan indahnya Akhlaq Muhammad Rasulullah saw, sebagai hamba teladan umat manusia yang hidup sezaman dengan beliau maupun umat manusia yang hidup sesudahnya hingga hari Qiamat, karena itu hanya ada satu syahadat pada beliau saja yang disyari’atkan dalam agama dan wajib diikrarkan oleh setiap orang yang masuk ke dalam agama Islam, sebagai tekad untuk mengawali dalam mengikuti dan meneladani kehidupan beliau. Adapun jaminan bagi orang yang telah mengikrarkan syahadat itu adalah sorga, sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut:
Aku bersaksi tiada tuhan kecuali Allah Yang Esa yang tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya, maka tiada seorang pun yang bertemu dengan kedua kalimah syahadat itu pada Hari Qiamat, kecuali ia dimasukkan kedalam sorga karena apa yang ada di dalamnya.

Saat Sayyidina Ali Telat Subuh Berjamaah





Dini hari itu Ali bin ABi Thalib bergegas bangun untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah di masjid bersama Rasulullah. Rasulullah tentulah sudah berada di sana. Rasanya, hampir tidak pernah Rasulullah keduluan orang lain dalam berbuat kebaikan. Tidak ada yang istimewa karena memang itulah aktivitas yang sempurna untuk memulai hari, dan bertahun-tahun lamanya Ali bin Abi Thalib sudah sangat terbiasa.

Langit masih gelap, cuaca masihlah dingin, dan jalanan masih pula diselimuti kabut pagi yang turun bersama embun. Ali melangkahkan kakinya menuju masjid. Dari kejauhan, lamat-lamat sudah terdengar suara Bilal memanggil-manggil dengan adzannya yang berkumandang merdu ke segenap penjuru Kota Madinah.Namun belumlah begitu banyak melangkah, di jalan menuju masjid, di hadapannya ada sesosok orang. Ali mengenalinya sebagai seorang kakek tua yang beragama Yahudi. Kakek tua itu melangkahkan kakinya teramat pelan sekali. Itu mungkin karena usianya yang telah lanjut. Tampak sekali ia sangat berhati-hati menyusuri jalan.

Ali sebenarnya sangat tergesa-gesa. Ia tidak ingin tertinggal mengerjakan shalat tahyatul masjid dan qabliyah Subuh sebelum melaksanakan shalat Subuh berjamaah bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya.

Ali paham benar bahwa Rasulullah mengajarkan supaya setiap umat muslim menghormati orang tua. Siapapun itu dan apapun agamanya. Maka, Ali pun terpaksa berjalan di belakang kakek itu. Tapi apa daya, si kakek berjalan amat lamban, dan karena itu pulalah langkah Ali jadi melambat. Kakek itu lemah sekali, dan Ali tidak sampai hati untuk mendahuluinya. Ia khawatir kalau-kalau kakek Yahudi itu terjatuh atau kena celaka.

Setelah sekian lamanya berjalan, akhirnya waktu mendekati masjid, langit sudah mulai terang. Kakek itu melanjutkan perjalanannya, melewati masjid.

Ketika memasuki masjid, Ali menyangka shalat Subuh berjamaah sudah usai. Ia bergegas. Ali terkejut sekaligus gembira, Rasulullah dan para sahabat masih rukuk pada rakaat yang kedua. Berarti Ali masih punya kesempatan untuk memperoleh shalat berjamaah. Jika masih bisa menjalankan rukuk bersama, berarti ia masih mendapat satu rakaat shalat berjamaah.

Sesudah Rasulullah mengakhiri shalatnya dengan salam, Umar bin Khattab memberanikan diri untuk bertanya. “Wahai Rasulullah, mengapa hari ini shalat Subuhmu tidak seperti biasanya? Ada apakah gerangan?”

Rasulullah balik bertanya, “Kenapakah, ya Umar? Apa yang berbeda?”

“Kurasa sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engaku rukuk dalam rakaat yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi tadi itu engkau rukuk lama sekali. Kenapa?”

Rasulullah menjawab, “Aku juga tidak tahu. Hanya tadi, pada saat aku sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril tiba-tiba saja turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iktidal. Dan itu berlangsung lama, seperti yang kau ketahui juga.”

Umar makin heran. “Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasulullah?”

Nabi berkata, “Aku juga belum tahu. Jibril belum menceritakannya kepadaku.”

Dengan perkenaan Allah, beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril pun turun. Ia berkata kepada Nabi saw., “Muhammad, aku tadi diperintahkan oleh Allah untuk menekan punggungmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja agar Ali mendapatkan kesempatan shalat berjamaah denganmu, karena Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agamaNya secara bertanggung jawab. Ali menghormati seorang kakek tua Yahudi. Dari pegnhormatannya itu sampai ia terpaksa berjalan pelan sekali karena kakek itupun berjalan pelan pula. Jika punggungmu tidak kutekan tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak akan memperoleh peluang untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah denganmu hari ini.”

Mendengar penjelasan Jibril itu, mengertilah kini Rasulullah. Beliau sangat menyukai perbuatan Ali karena apa yang dilakukannya itu tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada orang lain. Satu hal lagi, Ali tidak pernah ingin bersengaja terlambat atau meninggalkan amalan shalat berjamaah. Rasulullah menjelaskan kabar itu kepada para sahabat.

Indahnya Cinta Abu Dzar Al-Ghifary





Lembah Waddan adalah sebuah area penting yang terletak antara Mekah dan Syam, karena merupakan jalur perlintasan kafilah dagang yang strategis. Di lembah itulah tinggal suku Ghifar yang terkenal. Mereka hidup dari “pajak” yang dipungut pada setiap rombongan kafilah yang melintas, bahkan tak segan merampok kafilah yang tidak membayar sesuai ketentuan yang mereka tetapkan.Pada suatu masa, ada salah seorang anggota suku Ghifar yang mengalami kegelisahan luar biasa karena mendengar selentingan berita tentang nabi baru di kota Mekah. Jundub bin Junadah, nama anggota suku itu yang kemudian dikenal sebagai Abu Dzar, merasakan kegelisahan itu begitu bergelora sampai akhirnya mendorong dirinya berangkat ke Mekah untuk mendatangi langsung sumber beritanya. Singkat cerita, datanglah Abu Dzar ke kota Mekah dan langsung jatuh cinta dengan ajaran Muhammad pada pertemuan pertama.

Abu Dzar adalah orang kelima/keenam yang pertama-tama masuk Islam. Dialah orang yang berani memproklamirkan keislamannya di tengah keramaian kota Mekah. Alhasil, dirinya menjadi bulan-bulanan dipukuli warga Mekah waktu itu, sampai dilerai oleh Ibnu Abbas yang mengingatkan warga Mekkah bahwa Abu Dzar adalah warga Ghiffar yang akan menuntut balas jika mereka membunuhnya.

Abu Dzar sangat mencintai Rasulullah dengan segenap jiwa raganya. Suatu ketika, dalam perjalanan menuju perang Tabuk (9 H), Abu Dzar tertinggal karena lambatnya unta yang dikendarai. Karena semakin tertinggal dari rombongan Rasulullah, Abu Dzar memutuskan untuk berjalan kaki. Mengetahui hal tersebut, Rasulullah memutuskan berkemah di tempat terdekat. Lama mereka menunggu di tengah panas terik padang pasir, sampai akhirnya terlihat sesosok lelaki berjalan mendekat. Seorang sahabat berseru,

“Ya Rasul, itu Abu Dzar!!”

dan Rasulullah berkata,

“Semoga Allah mengasihi Abu Dzar, ia berjalan sendirian, akan meninggal sendirian, dan dibangkitkan kelak pun sendirian”.

Abu Dzar tiba dengan tubuh lemah dan pucat pasi karena kehausan. Rasulullah heran karena tangan Abu Dzar menggenggam sebungkus air minum.

“Kamu punya air tetapi kamu tampak kehausan?“, tanya sang Rasul.

“Ya Nabi Allah, di tengah jalan aku sangat kehausan sampai akhirnya menemukan air yang sejuk. Aku khawatir Nabi juga merasakan kehausan yang sama, maka tidaklah adil jika aku meminum air ini sebelum Nabi meminumnya” jawab Abu Dzar.

Subhanallah, begitu besar cinta Abu Dzar kepada sang Nabi.

Setelah Rasulullah wafat, Abu Dzar meninggalkan kota Madinah, untuk berdakwah dan mempertahankan nilai-nilai kehidupan dari kontaminasi kenikmatan dunia. Hidupnya semakin terkucil karena perbedaan pendapat dengan penguasa saat itu. Sabda Rasulullah tentang kesendirian Abu Dzar terbukti, ketika pada tahun 32 H, tiada yang menemani kepergiannya kecuali isteri dan anaknya. Menjelang meninggalnya, beliau berwasiat kepada isteri dan anaknya itu agar keduanya yang memandikan dan mengkafaninya.

Tatkala Abu Dzar meninggal, keduanya pun melakukan apa yang diwasiatkannya, lalu meletakkan beliau di pinggir jalan. Saat itu lewatlah Abdulah bin Mas’ud dan sekelompok rombongan dari Iraq untuk umrah. Mereka menemukan sebuah jenazah di pinggir jalan yang disampingnya ada seekor unta dan seorang anak yang berkata,

“Ini adalah Abu Dzar sahabat Rasulullah, maka tolonglah kami untuk menguburkannya”.

Maka, Abdullah bin Mas’ud pun menangis dan berkata,

“Sungguh telah benar Rasulullah, beliau bersabda bahwa Abu Dzar, dia berjalan pergi sendirian, dan meninggalpun dalam kesendirian, dan akan dibangkitkan dalam kesendirian pula”.

Itulah Abu Dzar Al Ghifari, yang dipuji oleh Rasulullah dalam sebuah sabdanya,

“Bumi tidak pernah menadah dan langit tidak pernah menaungi orang yang lebih jujur daripada Abu Dzar”

Hati Orang-Orang yang Beriman




Al Waqidi tidak mempunyai persediaan apa-apa buat menyambut datangnya hari raya. Diapun pergi kepada sahabatnya, Hasyim. Akan hal keadannya, diceritakannya kepada sahabatnya itu... Hasyim termenung... Akhirnya ia memberikan sebungkus kertas berisi uang seribu dirham. Bungkusan uang itu disambut Al Waqidi dan dibawa pulang ke rumahnya pada hari raya yang menjelang tiba... dan uang itu diserahkannya kepada istrinya. Baru saja uang itu diserahkan, datanglah seorang sahabatnya, Abbas, yang sengaja datang kepadanya untuk minta uang seribu dirham karena ada suatu keadaan mendesak baginya. Tanpa pikir panjang, uang seribu dirham yang telah diserahkan kepada istrinya itu di ambil kembali, dan atas persetujuan istrinya diserahkan ke Abbas... Al Waqidi sudah tidak ingat lagi akan keperluannya.

Abbas pulang ke rumah dengan gembira. Tetapi baru saja ia pulang ke rumah, datanglah sahabatnya Hasyim yang datang mohon pinjaman uang seribu dirham guna menyambut hari raya... Oleh Abbas uang yang diterimanya dari Al Waqidi tadi diserahkan kepada Hasyim karena beranggapan Hasyim lebih memerlukan daripadanya. Hasyim pun menyambut bungkusan uang... Alangkah terperanjatnya ia, karena bungkusan itu ternyata adalah bungkusan uang yang berasal dari dirinya yang tadi diserahkannya kepada Al Waqidi.

Jadi rupanya terjadi sebuah lingkaran...

Hasyim membantu Al Waqidi; Al Waqidi membantu Abbas; dan akhirnya Abbas membantu Hasyim... Demikianlah hati orang-orang yang beriman itu, selalu mementingkan orang lain... Tetapi apakah cerita seperti ini hanya satu kali terjadi dalam sejarah, dan masing-masing hanya terlukis dengan indah di dalam lembaran kertas-kertas putih...? Wallahu'alam...

Seorang Pemuda & Kyai


Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda : Anda yakin? Sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?Pemuda : Tidak
Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir
Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : kulit
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : kulit
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : sakit
Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.

Buah dari Kejujuran







Pada suatu malam (menjelang dini hari), khalifah Umar bin Khattab r.a. disertai pengawalnya melakukan inspeksi ke pinggiran kota. Beliau mendengar percakapan dua orang wanita, ibu dan anak gadisnya.

Ibu : ”Campur saja susunya dengan air (agar kelihatan banyak peny.)”

Anak : ”Bagaimana saya harus melakukannya sedang amirul mukminin (khalifah Umar) telah mengeluarkan pernyataan yang melarangnya?”

Ibu : ”Khalifah Umar toh tidak mengetahuinya.”

Anak : ”Kalau khalifah Umar tidak mengetahuinya, maka pasti Allah mengetahuinya.”

Percakapan antara keduanya berkesan sekali di hati Umar r.a. Keesokan harinya ia menyuruh pengawalnya menyelidiki kedua wanita itu. Setelah diketahui bahwa putri itu seorang gadis, lalu, Umar memanggil putranya, ’Aashim dan menawarkan gadis itu untuk dinikahinya, dan disuruhnya putranya itu untuk melihat langsung paras wajahnya, seraya berpesan kepadanya, ”Pergilah wahai anakku. Lihatlah gadis itu, nikahilah dia, dan aku berharap dia akan melahirkan seorang pahlawan yang mampu memimpin bangsa Arab.”

Pernikahan pun berlangsung, dan dari mereka lahir seorang perempuan yang dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Kemudian dari pernikahan itu lahirlah Umar bin Abdul Aziz, khalifah kelima yang sangat adil.

Tepat sekali ramalan Khalifah Umar bin Khattab r.a. Sifat amanat dan kejujuran menjadi penghubung antara Khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz.

Sumber : Buku ”Hikmah dalam Humor, Kisah dan Pepatah Jilid 1-6”, A. Azim Salim Basyarahil”

Kisah Belas Kasihan Rasulullah SAW Terhadap Pelaku Kesalahan



Apabila pelaku kesalahan itu menunjukkan penyesalan atas kesalahan-kesalahannya dan bertobat secara sungguh-sungguh, maka Nabi Saw memperlihatkan belas kasihan kepadanya. Hal ini sebagaimana yang pernah terjadi pada sejumlah orang yang minta fatwa kepada beliau.

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Abu Hurairah r.a berkata, “Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah Saw, seorang laki-laki datang seraya berkata, “Wahai Rasulullah, binasalah aku!”

Rasulullah bertanya, “Apa yang terjadi padamu?”

Laki-laki itu menjawab, “Aku telah melakukan hubungan suami-istri dengan istriku padahal aku sedang berpuasa Ramadhan.

Lalu Rasulullah Saw bertanya, ‘Apakah ada seorang hamba sahaya yang kamu merdekakan?”

Dia menjawab, “Tidak.”

Nabi bertanya lagi, ‘Mampukah kamu melakukan puasa selama dua bulan berturut-turut?”

Dia menjawab, “Tidak.”

Nabi bertanya lagi, “Apakah kamu mampu memberi makan sebanyak enam puluh orang miskin?”

Dia menjawab, “Tidak.”

Abu Hurairah berkata, “Nabi Saw terdiam sejenak lalu pergi. Pada saat kami masih dalam keadaan terdiam seperti itu, beliau datang membawa sekeranjang kurma seraya bersabda, ‘Mana orang yang bertanya itu?”

Laki-laki itu menjawab, “Aku di sini.”

Nabi berkata, “Ambillah kurma ini dan bersedekahlah dengannya.”

Lalu laki-laki itu berkata lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah sedekah ini harus aku berikan kepada orang yang lebih miskin daripada aku? Demi Allah, tidak ada satu keluarga pun di antara dua distrik perkampungan ini yang lebih miskin dari aku!”

Mendengar jawaban dengan kata-katanya ini, Rasulullah tertawa hingga tampak gigi gerahamnya seraya bersabda, ‘Berilah keluargamu makanan dengan kurma ini.”

Sumber : Kitab “Cara Nabi Saw Menegur dan Meluruskan Kesalahan”, Salih Al Munjid

Seorang Anak Berhadapan dengan Singa


Muhammad bin Bakr Al Khuza'i meriwayatkan: ada seorang wanita yang mempunyai anak lelaki, lalu anak itu hilang lama sekali, dan wanita itu telah putus asa dalam mencarinya, pada suatu hari wanita itu duduk dan makan, ketika dia baru membelah rotinya dan akan memasukkan ke mulutnya, datanglah seorang pengemis meminta makan, maka wanita itu mengurungkan niatnya memakan roti dan memberikan serta bersedekah dengan roti itu semuanya kepada pengemis itu, maka dia menjalani malam dan siang harinya dalam keadaan lapar.

Setelah berlalu beberapa hari, datanglah anaknya. Anaknya menceritakan kepada ibunya pengalaman yang mengerikan yang terjadi pada dirinya. Anak itu bercerita: pengalaman yang mengerikan itu terjadi ketika aku sedang melintasi hutan di daerah tertentu, tiba-tiba datanglah seekor singa, dia menerkamku di punggung keledai yang aku tunggangi. Singa itu menancapkan taringnya pada ransel yang aku bawa yang berisi pakaianku dan bekal. Tetapi taringnya yang besar itu tidak sampai ke badanku, hanya saja aku sangat ketakutan dan kebingungan yang membuat akalku tidak dapat berpikir, lalu singa itu menyeretku memasuki hutan yang ada di sana, lalu singa itu meletakkan aku untuk dimangsanya.

Tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang sangat besar badannya serta berbaju putih, dia mendekati singa itu dan menangkapnya tanpa mempergunakan senjata, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi dan membantingnya ke tanah, lalu dia berkata: "Bangunlah, sesuap dengan sesuap." Singa itupun berlari, kesadaranku kembali akupun mencari orang itu tetapi aku tidak menemukannya, kemudian aku duduk di tempatku beberapa saat sampai kekuatanku kembali, lalu aku periksa diriku dan tidak aku dapati luka sedikitpun, maka aku berjalan menyusul rombonganku, merekapun terkejut dan merasa takjub ketika melihatku, lalu aku menceritakan kejadian yang aku alami kepada mereka, tetapi aku tidak mengerti makna ucapan orang yang menolongku: "Sesuap dengan sesuap."

Sang ibupun mencocokkan kejadian itu. Ternyata saat itu bertepatan setelah dia membatalkan memakan roti lalu disedekahkan.

Sumber : Buku "Ujian Berat Kaum Muslimin", Majdi Fathi As Sayyid.

Zaid bin Tsabit Al-Anshari



Kita kembali ke tahun kedua hijriyah. Ketika itu Madinah sedang sibuk menyiapkan suatu angkatan perang untuk menghadapi perang Badar. Rasulullah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap tentara muslimin yang pertama-tama dibentuk, dan segera akan diberangkatkan ke medan jihad di bawah komando beliau, untuk melestarikan kalimat Allah di muka bumi.

Ketika Rasulullah sedang sibuk-sibuknya, tiba-tiba seorang laki-laki berusia kurang dari tiga belas tahun datang menghadap beliau. Anak itu kelihatan cerdas, terampil, hemat, cermat, dan teliti. Di tangannya tergenggam sebilah pedang, yang panjangnya melebihi badan anak itu. Dia berjalan tanpa ragu-ragu dan tanpa takut melewati barisan demi barisan menuju Rasulullah SAW. Setelah dekat kepada beliau dia berkata, “Saya bersedia mati untuk Anda, wahai Rasulullah! Izinkanlah saya pergi jihad bersama Anda, memerangi musuh-musuh Allah di bawah panji-panji Anda.”

Rasulullah menengok kepada anak itu dengan pandangan gembira dan takjub. Beliau menepuk-nepuk pundak anak itu tanda kasih dan simpati. Tetapi beliau menolak permintaan anak itu, karena usianya masih sangat muda.

Anak itu pulang kembali membawa pedangnya tergesek-gesek menyentuh tanah. Dia sedih dan kecewa permintaannya untuk menyertai Rasulullah dalam peperangan pertama yang akan dihadapi beliau, ternyata ditolaknya.

Ibu anak itu, Nuwar binti Malik, yang sejak tadi mengikutinya dari belakang tidak kurang pula sedihnya. Dia ingin melihat anaknya berjuang di bawah panji-panji Rasulullah, supaya anak itu dapat kesempatan berdekatan dengan beliau seperti diharapkannya. Dalam angan-angannya terbayang, alangkah bahagianya ayah anak itu sekiranya dia masih hidup, melihat anaknya dapat mendekatkan diri kepada Rasulullah SAW.

Tetapi anak Anshar yang cerdas dan pintar ini tidak lekas putus asa. Walaupun dia tidak berhasil mendekatkan diri kepada Rasulullah sebagai prajurit karena usianya masih sangat muda, dia berpikir mencari jalan lain yang tidak ada hubungannya dengan usia. Pikirannya yang tajam membukakan jalan baginya untuk selalu berdekatan dengan Nabi yang dicintainya. Jalan itu ialah bidang ilmu dan hafalan.

Anak itu menyampaikan buah pikirannya kepada ibu. Sang ibu menyambut gembira buah pikiran anaknya, dan segera merintis jalan untuk mewujudkannya.

Nuwar memberi tahu beberapa orang famili tentang keinginan dan bidang yang akan ditempuh anaknya. Mereka setuju lalu pergi menemui Rasulullah.

Kata mereka, “Wahai Rasulullah! Ini anak kami, Zaid bin Tsabit. Dia hafal tujuh belas surat dari kitab Al-Qur’an. Bacaannya betul, sesuai dengan yang diturunkan Allah kepada Anda. Di samping itu dia pandai pula baca tulis Arab. Tulisannya indah dan bacaannya lancar. Dia ingin berbakti kepada Anda dengan keterampilan yang ada padanya, dan ingin pula mendampingi Anda selalu. Jika Anda menghendaki, silakan mendengarkan bacaannya.

Rasulullah mendengarkan Zaid bin Tsabit membaca sebagian ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dihafalnya. Bacaannya ternyata memang bagus, betul, dan fasih. Kalimat-kalimat Al-Qur’an bagaikan berkelap-kelip di bibirnya seperti bintang-gemintang di permukaan langit. Bacaannya menimbulkan pengaruh dan berkesan. Waqaf-waqaf dilaluinya dengan tepat, menunjukkan dia paham dan mengerti dengan baik apa yang dibacanya.

Rasulullah gembira karena apa yang dilihat dan didengarnya mengenai Zaid bin Tsabit, ternyata melebihi apa yang dikatakan orang yang mengantarnya. Terlebih lagi, Zaid bin Tsabit pandai menulis dan membaca. Rasulullah menoleh kepada Zaid seraya berkata, “Hai Zaid! Pelajarilah baca tulis bahasa Yahudi (Ibrani). Saya sangat tidak percaya kepada mereka (Yahudi), bila saya diktekan sebagai sekretaris saya.”

Jawab Zaid, “Saya siap, ya Rasulullah!” Zaid belajar baca tulis bahasa Ibrani dengan tekun. Berkat otaknya yang cemerlang, maka dalam tempo singkat dia telah menguasai bahasa tersebut dengan baik, berbicara, membaca, dan menulis. Apabila Rasulullah hendak menulis surat kepada orang-orang Yahudi, Zaid bin Tsabit dipanggil beliau menjadi sekretaris. Bila beliau menerima surat dari Yahudi, Zaid pula yang disuruh membacakan surat itu kepada beliau.

Kemudian Zaid disuruh pula belajar baca tulis bahasa Suryani. Zaid berhasil menguasai bahasa itu dalam tempo singkat, berbicara, membaca, dan menulis, seperti penguasaannya terhadap bahasa Yahudi. Dan sejak saat itu, Zaid yang masih muda remaja itu dijadikan beliau sebagai penerjemah bagi beliau untuk kedua bahasa tersebut.

Setelah Rasulullah sungguh-sungguh yakin dengan ketrampilan Zaid, kesetiaan, ketelitian, dan pemahamannya, barulah beliau menugaskannya menulis risalah langit (al-Qur’an). Maka jadilah dia penulis wahyu. Bila ayat-ayat/wahyu turun, Rasulullah memanggil Zaid, lalu dibacakannya kepada Zaid dan disuruh tulis. Karena itu Zaid bin Tsabit menulis Al-Qur’an didiktekan langsung oleh Rasulullah secara bertahap sesuai dengan turunnya ayat.

Zaid menuliskannya langsung dari mulut Rasulullah SAW, segera setelah ayat turun. Dengan petunjuk beliau, Zaid menyambungkan kepada ayat-ayat sebelumnya yang berhubungan.

Tidak salah lagi kalau pribadi Zaid cemerlang oleh sinar petunjuk Al-Qur’an, dan pikirannya gemerlapan dengan rahasia-rahasiasyariat Islam, sementara dia mengkhususkan diri dengan Al-Qur’an. Dia menjadi orang pertama tempat umat Islam bertanya tentang Al-Qur’an sesudah Rasulullah wafat. Dia menjadi ketua tim yang ditugaskan menghimpun Al-Qur’an pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shidiq. Kemudian dia pula yang menjadi ketua tim penyusun mushaf di zaman pemerintahan Utsman bin Affan.

Kedudukan apakah lagi yang lebih tinggi dari itu? Masih adakah kemuliaan yang lebih tinggi dari kemuliaan seperti itu yang hendak dicapai seseorang?

Diantara keutamaan yang dilimpahkan Al-Qur’an terhadap Zaid bin Tsabit, dia pernah memberikan jalan keluar dari jalan buntu yang membingungkan orang-orang pandai pada hari Saqifah. Kaum muslimin berbeda pendapat tentang pengganti (khalifah) Rasulullah sesudah beliau wafat. Kaum muhajirin berkata, “Pihak kamilah yang lebih pantas.” Kata sebagian yang lain “Pihak kami dan kalian sama-sama berhak. Kalau Rasulullah mengangkat seseorang dari kalian untuk suatu urusan, maka beliau mengangkat pula seorang dari pihak kami untuk menyertainya.” Karena perbedaan pendapat, hampir saja terjadi bencana di kalangan kaum muslimin ketika itu. Padahal jenazah Rasulullah masih terbaring, belum dimakamkan.

Hanya kalimat-kalimat mutiara yang gemerlapan dengan sinar Al-Qur’an yang sanggup mengubur bencana itu, dan menyinari jalan keluar dari jalan buntu. Kalimat-kalimat tersebut keluar dari mulut Zaid bin Tsabit Al-Anshari. Dia berucap di hadapan kaumnya orang-orang Anshar.

Katanya, “Wahai kaum Anshar! Sesungguhnya Rasulullah SAW adalah orang Muhajirin. Karena itu sepantasnyalah penggantinya or Muhajirin pula. Kita adalah pembantu-pembantu (Anshar) Rasulullah. Maka sepantasnya pulalah kita menjadi pembantu bagi pengganti (khalifah)nya, sesudah beliau wafat dan memperkuat kedudukan khalifah dalam menegakkan agama.”

Sesudah berucap begitu, Zaid bin Tsabit mengulurkan tangannya kepada Abu Bakar Ash-Shidiq seraya berkata, “Inilah Khalifah kalian! Baiatlah kalian kepadanya!”

Keunggulan dan kedalaman pengertian Zaid bin Tsabit mengenai Al-Qur’an telah mengangkatnya menjadi penasihat kaum muslimin. Para Khalifah senantiasa bermusyawarah dengan Zaid dalam perkara-perkara sulit, dan masyarakat umum selalu minta fatwa beliau tentang hal-hal yang musykil. Terutama tentang hukum warisan; karena belum ada diantara kaum muslimin ketika itu yang lebih mahir membagi warisan selain dari pada Zaid.

Umar bin Khatab pernah berpidato pada hari Jabriyah, katanya: “Hai, manusia! Siapa yang ingin bertanya tentang Al-Qur’an, datanglah kepada Zaid bin Tsabit. Siapa yang hendak bertanya tentang fiqih tanyalah kepada Muadz bin Jabal. Dan siapa yang hendak bertanya tentang harta kekayaan, datanglah kepada saya. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjadikan saya penguasa, Allah jualah yang memberinya.”

Para pencari ilmu (mahasiswa) yang terdiri dari para sahabat dan tabiin, mengerti benar ketinggian ilmu Zaid bin Tsabit. Karena itu mereka sangat hormat dan memuliakannya, mengingat ilmu yang bersarang di dadanya ialah ilmu Al-Qur’an.

Seorang sahabat lautan ilmu pula, yaitu Abdullah bin Abbas, pernah melihat Zaid bin Tsabit direpotkan hewan yang sedang dekendarainya. Lalu Abdullah berdiri di hadapan kendaraan itu dan memegang talinya supaya tenang. Kata Zaid bin Tsabit kepada Abdullah bin Abbas, “Biarkan saja hewan itu, wahai anak paman Rasulullah!”

Jawab Ibnu Abbas, “Beginilah kami diperintahkan Rasulullah menghormati ulama kami.”

Kata Zaid, “Coba perlihatkan tangan Anda kepada saya!”

Ibnu Abbas mengulurkan tangannya kepada Zaid. Zaid bin Tsabit memegang tangan Ibnu Abbas lalu menciumnya. Kata Zaid, “Begitulah caranya kami diperintahkan Rasulullah SAW menghormati keluarga Nabi kami.”

Tatkala Zaid bin Tsabit berpulang ke rahmatullah, kaum muslimin menangis karena pelita ilmu yang menyala telah padam.

Berkata Abu Hurairah, “Telah meninggal samudra ilmu umat ini. Semoga Allah menggantinya dengan Ibnu Abbas.”

Penyair Rasulullah, Hasan bin Tsabit, menangisi Zaid bin Tsabit dan dirinya sendiri dengan seuntai sajak yang indah:
Siapakah lagi merangkai sajak sesudah Hasan dan anaknya
Manakah lagi menara ilmu sesudah Zaid bin Tsabit?

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada almarhum. Amin!
[sumber: Kepahlawanan Generasi Shahabat Rasulullah SAW]

KISAH BEJANA EMAS


Ambillah emas mu ini, karena sesungguhnya dulu aku cuma membeli tanah dari kamu dan tidak membeli emas” kata si pembeli sambil menyodorkan bejana berisi emas. “Tidak usah, dahulu saya menjual tanah itu berserta segala isi yang terkandung di dalamnya kepadamu”. Jawab si penjual yang rupanya tak kalah jujur. Tanpa di sadari, si penjual dan si pembeli terus berdebat dan saling membenarkan yang mereka katakan. Mereka sama-sama merasa tak berhak memiliki bejana berisi emas itu.

Akhirnya mereka berdua mengadukan permasalahan tersebut kepada seorang hakim untuk sekedar memastikan siapa yang mempunyai hak atas bejana berisi emas itu. Setelah mendengar cerita tersebut, sang hakim pun merasa kagum akan kejujuran mereka berdua. Jarang sekali ada orang menolak kekayaan seperti itu.

Hakim tersebut kemudian bertanya, “Apakah setiap dari kalian berdua memiliki anak?”. “Ya, bapak Hakim. Saya memiliki anak lelaki yang sudah dewasa,” jawab si pembeli. Tak mau kalah, si penjual tanah lantas menimpali, “sama seperti dia, saya juga memiliki seorang anak perempuan yang sudah dewasa.”

Setelah mendengar hal tersebut, hakim menjadi gembira karena menemukan jalan keluarnya yang adil bagi pihak penjual dan pembeli tanah. Kemudian si hakim pun memberikan keputusan, “Kalau begitu, nikahkan saja anak lelaki pembeli tanah dengan anak perempuan penjual tanah, dan berikanlah bejana berisi emas tersebut kepada mereka berdua agar bisa dimanfaatkan sebagai bekal masa depan”. Akhirnya, mereka berdua dengan gembira menerima keputusan hakim tersebut dan menikahkan kedua anak itu.

Rasulullah SAW bersabda: "Wajib atas kalian untuk jujur, sebab jujur itu akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke sorga, begitu pula seseorang senantiasa jujur dan memperhatikan kejujuran, sehingga akan termaktub di sisi Allah atas kejujurannya. Sebaliknya, janganlah berdusta, sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan akan membewa ke neraka, seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan kedustaannya, sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta" (HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Mas'ud)