Selasa, 16 Oktober 2012

Doa Mencari Jodoh Yang Baik

Berikut ini meupakan Doa Mencari Jodoh yang baik dan InsyaAllah Sesuai dengan yang di inginkan, Salah satu ikhtiyah kita untuk mendapatkan jodoh adalah berdo'a, bagi yang suka wiridan bisa mengamalkan aurat ini setiap malam jumat bacalah surat Alam Nasyrah 313x setiap selesai 10x maka bacalah:

اللهم اشرح صدور اولاد ادم وبنات حواء وارزقنى الزوجة الصالحة التى تحبها وترضاها وارزقنى الزوج الصالح الذي تحبه وترضاه
AllahummaSyroh Shuduura awlada adam wa banaati hawa warzuqniy zaujatas Shoolihatal latiy tuhibbuha watardhoohaa war zuqniyz zawjas shoolihul ladzii tuhibbuha wa tardhoohu

Yaa Allah lapangkan hatinya anak cucu adam dan Ibu Hawa, dan berikanlah kami jodoh perempuan yang Engkau cintai dan Engkau Ridhoi, danberilah kami jodoh laki-laki yang Engkau Cintai dan Engkau Ridhoi

insya Allah dengan keberkahan ayat Quran di atas Allah berkenan memberikan jodoh kepada kita semua, amiiinnn

Doa Mencari Jodoh

Doa bagi laki-laki yang berharap jodoh: ROBBI HABLII MIILANDUNKA ZAUJATAN THOYYIBAH AKHTUBUHA WA ATAZAWWAJ BIHA WATAKUNA SHOIHIBATAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH.
Artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat.

Doa bagi wanita yang berharap jodoh: ROBBI HABLII MIN LADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH.
Artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat.

Doa tambahan: HASBUNAWLOOH WANI-MAL WAKIIL NI’MAL MAWLA WANI’MAN NASHIIR.
Dasar ayat QS 9:129: Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah : Cukuplah Allah bagiku tidak ada Tuhan selain DIA. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.

Doa untuk dapat jodoh dari hadits: ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ALAYYA MIN KHOZAA INI ROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIN.
Artinya : Ya Allah bukakanlah bagiku hikmamu dan limpahkanlah padaku keberkahanMu, wahai Pengasih dan Penyayaang.

LANGKAH ISTIMEWA, puasa sunnah, coba mulai sekarang sampai 40 hari kedepan. Barangsiapa yang membiasakan puasa doanya cepat terkabul.

DOA TAMBAHAN: ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAJINAA WADZURRIYAATINAA QURROTA A’YUN WAJ ALNAA LIL MUTTAQIINA IMAAMAA QS ; 25:74 : Dan orang2 yang berkata : Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri2 kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa.

Nah semoga dengan artikel diatas bisa membantu para sahabat mendapatkan jodoh. Sekian dari kami, terima kasih telah share ke blog hikmah kehidupan semoga bermanfaat.

Sabtu, 21 Juli 2012

Kata Mutiara Ramadhan 1433 H 2012

Kumpulan Kata Mutiara Bulan Puasa Terbaru | Kata Mutiara Ramadhan 1433 H ~ Menyambut datangnya bluan ramadhan 2012, dimana bulan yang penuh hikmah dalam kehidupan umat muslim. Nah pada kesempatan yang berbahagia ini saya selaku admin blog pengumpul hikmah akan sedikit berbagi sebuah koleksi artikel yang mungkin menarik untuk disimak oleh para sahabat semua.

Kata Mutiara Ramadhan
Untuk sahabat yang suka dengan kata-kata mutiara penuh hikmah di bulan suci ramadhan ini bisa sare ke postingan ini, karena saya akan sedikit berbagi beberapa kumpulan Kata Mutiara Ramadhan 2012 khusus untuk para sahabat yang berbahagia. Jika sahabat pengin tau artikel dengan judul diatas mari kita simak dengan detail dibawah ini yang sudah saya persiapkan sedari tadi.
Dengan cinta kupinta selaksa maaf. Karena khilafku pinta dengan ikhlas hari sebening embun pagi da secerah sinar sang mentari hingga tak ada lagi hari yang tersakiti. Minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin.

Tiada kata seindah zikir, tiada hari seindah fitri. Izinkan kedua tangan bersimpuh maaf untuk lisan ang tak terjagaa, janji yang terabaikan, hati yang berprasangka, dan segala perbuatan yang menyakitimu. Di hari yang penuh maaf ini kuucapkan : "Met Idul Fitri, maaf lahir dan bathin.

Marhaban yaa ramadhan, ya Allah jadikanlah diamku sebagai tasbih atas-Mu, basahkanlah lidahku sebagai dzikir pada-Mu. "Maafkan kesalahanku" semoga ramadhan menjadikan kita lebih baik. SELAMAT IDUL FITRI, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN.

Andai jemari tak sempat berjabat dan ada ucapan membekas lara atau kata menusuk sukma, syahur mubarok alaina wa alaikum mohon maaf lahir dan bathin. SELAMAT FITRI 1433 H, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN.

Tangan tak bisa berjabat, muka tak saling bertatap, bila ada kata membekas lara, sikap membuat luka, hanya maaf yang tulus pantas kita berikan. Selamat hari raya Idhul Fitri mohon maaf lahir dan bathin.

Kata terkadang menyakitkan, perbuatan terkadang tak senada, maka aku meminta maaf dihari yang fitri, suci, penuh pahala dan rizki, agar aku dimaafkan dengan hati yang ikhlas. SELAMAT IDUL FITRI, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang… Tetapi manusia dinilai dari akal budi dan perilakunnya. Saat ia tabah melawan cobaan. Dan saat ia ikhlas membagi hak pada sesama untuk saling memaafkan. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Tiada kata seindah zikir, tiada bulan seindah ramadhan, sepuluh jari tersusun indah, seribu kata maaf memohon untuk lisan yang tak terjaga, hati yang menyakitkan, mohon dimaafkan artas kesalahan diri… Met hari raya idhul fitri, maaf lahir dan bathin.

Semoga moment idul fitri kali ini mengantarkan kita ke pintu sukses dalam perjuangan di bulan suci yang penuh berkah ini. Semoga pula akan menular ke bulan-bulan berikutnya, yang tercermin dalam hidup dan kehidupan kita. Insya Allah kita termasuk golongan orang-orang yang bahagia sejahtera selamat dari dunia wal akhirat, Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Kadang kala mata salah melihat. Mulut salah berucap. Telinga salah mendengar. Hatipun salah menduga. Selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Kesempurnaan hanya milik Allah dan ekhilafan milik manusia. Taqoballaahumina waminkum, mohon maaf lahirr dan bathin, semoga kita termasuk orang yang bertqwa. Selamat Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faidzin.

Di saat tangan kita tak bisa berjabat, mata tak saling menatap, tapi Insya Allah mulut dan hati kita berucap. Selamat Idul Fitri maaf lahir dan bathin.
Jika hati sebening air, jangan biarkan keruh! Diiringi dengan gema takbir yang berkumandang "Allahu akbar 2x walillahilhamd" minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin. SELAMAT IDUL FITRI.

Sebelum Ramadhan usai, sebelum jaringan penuh, sebelum perator sibuk, sebelum pulsa habis, sebelum ajal datang, mungkin aku punya dosa dan khilaf, sepenuh hati mohon maaf. SELAMAT IDUL FITRI, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN.

Kubasuh wajah dan mata untuk memandang penuh kearifan… Kujaga ucapan untuk berbicara tulus dan ikhlas… Kutajamkan pendengaran untuk mendengar dan memahami syair-Mu… Kuperkaya imanku untuk selalu mengagumkan-Mu… Kuberserah diri untuk kembali ke fitrah… Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Esok bertalu nyanyian bedug iringi seru deru takbir, terang jiwa yang suci di hari nan fitri, mari damaikan hati, sejukan nurani dengan saling memaafkan lahir dan bathin. Selamat Idul Fitri. Minal Aidin Wal Faidzin.

Bunga melati indah berseri, menjadi hiasan di hari suci, sms dikirim pengganti diri cerminan dari silaturahmi. Selamat Idul Fitri. Minal Aidin Wal Faidzin.
Tengoklah niat kita, adakah ketulusan di dalamnya? Jadilah mujahid yang sibuk hiasi diri dengan amal dakwah, jadilah pejuang yang selalu tegap menuju syahadah. Allahu Akbar!!! (Ina Martatilova)

Karena KeagunganMu jua, tercurah hidayahMu kepada ummatMu yang sungguh-sungguh menjalankan ibadah untuk meraih kemenangan Ramadhan suci. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Kedamaian, kegembiraan, kerukunan. Saatnya mein.mbawa seluruh keluarga berkumpul. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. Mohon maaf lahir dan bath

Saat berlebih, ingatlah mereka yang dalam kekurangan. Saat gembira ingatlah mereka yang berduka dan menderita. Dalam ketulusan, mari kita sebarkan senyum, saling memaafkan, sebagai bukti syukur kita kepadaNya. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. Mohon maaf lahir dan bathin.

Ketika hati menjadi bersih, kebahagiaan hadir tanpa beban, tanpa syarat. Setelah sebulan penuh menahan hawa nafsu dan cobaan, lahirlah hati yang bersih dan suci. Dalam ketulusan, mari kita sebarkan senyum, saling memaafkan, sebagai bukti syukur kita kepada-Nya. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. Mohon maaf lahir dan bathin.

Just to say "sorry" for all mistake thatr I ever done forgive me yaa? Hope you have a great idul fitri.

Sepatu baru ada, celana baru ada, baju baru ada, kopiah baru juga ada. Tapi, yang belum kupunya adalah maaf darimu… Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin...

Hati kadang tak sebening XL. Tak secerah Mentari dan Fren. Aku mohon Simpati-mu untuk Bebaskan aku dari segala dosa. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin!!!

Kala lebaran, betapa aku merasakan nikmatnya makan ketupat. Tapi akan lebih nikmat lagi, tentu ucapan memaafkan darimu, sobat! Selamat lebaran, mohon maaf lahir dan bathin…

Biar kata lebarannya beda-beda harinya, nyang penting kita tetep satu sodara se-Islam, dan sasama sodara harus saling memaafkan. Minalaidin wal faidzin yaa…

Gak kerasa lebaran sebentar lagi… Biar tambah fitri di hari yang fitri naanti: Maaf lahir bathin ya buat semua salah yang ada. Maafin yaa… =)

Sory seems to be the hardest word, but it could turn the coldest heart to warm as sunrise. So let forgiveness fill our heart and please forgive me… Happy idul fitri…

Mari kita perkuat tali silaturrahmi untuk persaudaraan yanng lebih baik. Mohon maaf lahir dan bathin.

Untaian selaksa takbir menghiasi cakrawala menyambut hari fitri yang tiba. Usai sudah sebelum ramadhan tuk hapuskan alpa, bertarung taklikan nafsu angkara. Sejuta asa terpatri sudi buka pintu maaf untuk jiwa yang penuh noda. Selamat idul fitri, moho maaf lahir dan bathin.

Assalam alaikum… Taqoballah minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa taqoballah ya karim. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin…

Maaf,, bukannya mo ganggu. Maaf,, bukannya mo ikut-ikiutn. Tapi maaf, Cuma bener-bener mo minta maaf. Met Idul Fitri, miinal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin.

Tiada arti bagiku baju baru dan sepatu baru bila dibandingkan dengan maafmu yang tulus padaku. Mohon maaf lahir dan bathin…

Tiada hari tanpa kesalahan. Minalaidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin.

Hari kemenangan telah datang, Gema takbir pun dikumandagkan… Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin…

Bersihkan hati di bulan ramadhan… Sucikan kembali di hari kemenangan… Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Taqoballah mina wa minkum. Selamat hari raya idul fitri. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan bathin.

Sebelum lebaran tiba, sebelum pulsa habis, sebelum operator dan jaringan sibuk, aku mau ngucapin: met idul fitri, minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin.

Saat bisa berbagi kebahagiaan adalah saat paling indah di hari kemenangan,, Selamat Idul Fitri mohon maaf lahir dan bathin.

Saat kemenangan.. Saat bermurah hati.. Saat membuka diri.. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Jika kita selama ini membangun hidup sendiri, inilah saatnya untuk berubah. Melakukannya bersama meneruskan semangat silaturrahmi hingga lampaui hari yang suci. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Merajjut kesabaran di bulan yang suci, merangkai kemenangan di hari yang fitri. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Membersihkan diri di hari yang fitri. Memulai hari dengan hati yang suci. Selamat Idul Fitri.

Ketika satu tahun terlewati maka tidak ada kata selesai untuk beramal dan berderma karena sisa tahun ke depan belum tentu bisa dinikmati.

Fakir dan merenungi langkah yang telah lewat adalah untuk mengambil pelajaran agar tidak terperosok pada kesalahan yang sama… Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin

Sebelum puasa tiba, sebagai hamba Allah SWT.. Aku mau minta maaf lahir bathin,, semoga semua amal ibadah kita dibulan suci ini diterima Allah SWT.. Amin!! Selamat menjalankan ibadah puasa ya..

Ketika tamu agung mulia menyapa, hanya ikhlas maafmu yang mampu antarkan ku pada bulan penuh ampunan. Mohon maaf atas segala khilaf yang berbuah luka. Marhaban ya ramadhan.. Selamat berpuasa..

Saat tutur tak terjaga, saat berperilaku tak berkenan di hati, MARHABAN YA RAMADHAN Mohon maaf atas segala kekhilafan, selamat menjalankan ibadah puasa..

Assalamu'alaikum wr wb… Berhubungan besok uda puasa, jadi aku mau minta maaf lahir dan bathin baik yang disengaja atau yang enggak disengaja,, Mudah-mudahan puasanya lancar dan diterima Allah SWT.. Amien.

Lisan kadang tak terjaga,, Janji kadang terabaikan,, Hati kadang berprasangka,, Sikap kadang menyakitkan,, Hidup jadi lebih indah jika ada maaf,, Selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir dan bathin.

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi,, Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa,, Dalam lautan khilaf ada samudra maaf,, Mohon maaf lahir dan bathin,, Selamat berpuasa..

Ramadhan telah tiba saatnya bersihkan diri sucikan hati.. Selamat menunaikan ibadah puasa.. Maafkan kesalahanku yaah..

Marhaban ya ramadhan, telah datang bulan suci penuh rakmat dan hidayah. Bila diri ini memiliki kesalahan mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya… Selamat menunaikan ibadah puasa moga amal kita diterima Allah SWT.. Amin.

Kita pernah bersama dalam canda dan duka, adakalanya idah salah berucap, mata salah memandanng, hati salah menduga. Maka di hari yang fitri ini, buka hati berikan maaf yang tulus. Maaf lahir dan bathin.

Selamat! Anda telah memenangkan tiket ke syurga dengan syarat memaafkan kesalahanku. "Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin…"

Satukan hati, bulatkan tekad, 'tuk meraih kemenangan di hari yang fitri. Berikan aku sejuta maafmu. Met lebaran, ya?!!

Tiada kata yang lebih baik terucap di hari yang fitri selain "minal aidin wal faidzin" mohon maaf lahir dan bathin.

Bila ada kata merangkai dusta, ada ucap berbunga lara, dan ada langkah berbuah dosa, kumohon maaf yang sebesar-besarnya. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Seiring kumandang takbir di 1 Syawal, kumohon maaf darimu. Keikhlasan untuk memaafkan merupakan sesuatu yang indah. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah kita. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Ketika khilaf berlabuh di jiwa akal pun terombang-ambing, kesalahan koyakkan hati, pikiran beku dalam nafsu dan emosi. Selamat Idul Fitri, mooohon maaf lahir dan bathin.

Jika hati sejernih air, jangan biarkan ia keruh. Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia menendang. Jika hati seindah bulan, hiasi ia dengan iman. Maaf untuk semua kesalahan. SELAMAT IDUL FITRI, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN.

Agungkan kebesaranNya.. Syukuri ampunannya.. Lapangkan hati di hari nan fitri.. Selamat idul fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Taqoballah mina wa minkum. Selamat hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir dan bathin.

Hari kemenangan telah tiba.. Gema takbir pun dikumandangkan. Walau mata tidak saling menatap, tangan tidak berjabat, Dari lubuk hati yanng dalam mengucapkan: Selamat Idul Fitri, Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahirr dan bathin.

Andai tangan tak sempat berjabat, setidaknya kata-kata masih dapat terungkap.. Selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

Tiada pemberian terindah selain dimaafkan dan tiada perbuatan termulia selain memaafkan, Selamat idul fitri 1433 H ya, mohon maaf lahir dan bathin…
Berharap pada di dalam lesung yang ada hanya rumpun jerami, harapan hati ingin berrtemu langsung yang terlayang hanya sms ini… Minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin.

Seiring gema takbir berkumandang, terimalah niat suci ini untuk mengucap mohon maaf lahir dan bathin.

Wishing you the light of faith, the warm of home, the love of family… All the deepest joys of ied, minal aidin wal faidzin.

Hari kemenangan telah di pelupuk mata.. Izinkan hari memohon maaf dengan tulus atas segala salah dan khilaf.. Taqoballah minna wa minkum.. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin.

Dosa laksana lentera di samudera kegelapan. Hari kemenangan segera datang, maafkanlah segala khilaf dan dosa, agar bersih dalam menyambutnya. Minal aidin wal faidzin, maaf lahir bathin…

Memaafkan kesalahan seseorang tentu merupakankebaikan. Aku mohonmoaaf lahir dan bathin atas segala khilaf selama ini. SELAMAT IDUL FITRI 1433 H…
For all bad things and mistake I've ever done, let me ask your forgiveness for those onres on a special day when joy and happiness are around… Happy Lebaran Day…

Selama sebulan kita berpuasa,, Sekarang telah datang hari kemenangan,, Apabila ada kesalahan yang kurang berkenan di hati mohon dimaafkan,, Minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Tetapi manusia dinilai dari akal budi dan perilakunya. Di saat ia tabah melawan coba. Di saat kita ikhlas membagi hak pada sesama. Selamat Idul Fitri.
Demikianlah artikel menarik dari saya mengenai Kata Mutiara Ramadhan 1433 H yang semoga saja bisa bermanfaat untuk para sahabat pembaca, nah untuk sahabat tercinta! sekarang bisa baca lagi artikel menarik lainnya seperti HIKMAH PUASA RAMADHAN dan Kata Mutiara Hikmah dalam postingan beberapa silam yang lalu. Sekian dan terima kasih saya ucapkan untuk sahabat yang telah meluangkan waktunya cuma sekedar share ke blog maupun postingan saya.

Rabu, 11 Juli 2012

Do'a Orang Tua Kepada Anak

Do'a Orang Tua Kepada Anak ~ Ini adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua (ortu). Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya menjadi sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa ortu adalah doa yang mudah diijabahi. Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya. Jika ortu mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga ortu mesti hati-hati dalam mendoakan anak.

Do'a Orang Tua
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.

Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Riwayat ini menyebutkan bahwa doa baik orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab.

Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan dalam kitab Al Adabul Mufrod beberapa riwayat mengenai doa orang tua. Di antara riwayat tersbeut, Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,


ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا

"Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya." (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 32. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 24). Hadits ini menunjukkan bahwa doa jelek orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab. Hal itu dibuktikan dalam kisah Juraij berikut ini. Kisah ini menunjukkan bahwa doa jelek ibunya pada Juraij terkabul. Kisah ini dibawakan pula oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod.

Abu Hurairah berkata, ”Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَا تَكَلَّمَ مَوْلُوْدٌ مِنَ النَّاسِ فِي مَهْدٍ إِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ [وَسَلَّمَ] وَصَاحِبُ جُرِيْجٍ" قِيْلَ: يَا نَبِيَّ اللهِ! وَمَا صَاحِبُ جُرَيْجٍ؟ قَالَ: "فَإِنَّ جُرَيْجًا كَانَ رَجُلاً رَاهِباً فِي صَوْمَعَةٍ لَهُ، وَكَانَ رَاعِيُ بَقَرٍ يَأْوِي إِلَى أَسْفَلِ صَوْمَعَتِهِ، وَكَانَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِ الْقَرْيَةِ تَخْتَلِفُ إِلَى الرَّاعِي، فَأَتَتْ أُمُّهُ يَوْمًٍا فَقَالَتْ: يَا جُرَيْجُ! وَهُوَ يُصّلِّى، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ - وَهُوَ يُصَلِّي - أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ، ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّانِيَةَ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَالِثَةَ فَقَالَ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. فَلَمَّا لَمْ يُجِبْهَا قَالَتْ: لاَ أَمَاتَكَ اللهُ يَا جُرَيْجُ! حَتىَّ تَنْظُرَ فِي وَجْهِ المُوْمِسَاتِ. ثُمَّ انْصَرَفَتْ فَأُتِيَ الْمَلِكُ بِتِلْكَ الْمَرْأَةِ وَلَدَتْ[1]. فَقَالَ: مِمَّنْ؟ قَالَتْ: مِنْ جُرَيْجٍ. قَالَ: أَصَاحِبُ الصَّوْمَعَةِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: اِهْدَمُوا صَوْمَعَتَهُ وَأْتُوْنِي بِهِ، فَضَرَبُوْا صَوْمَعَتَهُ بِالْفُئُوْسِ، حَتىَّ وَقَعَتْ. فَجَعَلُوْا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ بِحَبْلٍ؛ ثُمَّ انْطَلَقَ بِهِ، فَمَرَّ بِهِ عَلَى الْمُوْمِسَاتِ، فَرَآهُنَّ فَتَبَسَّمَ، وَهُنَّ يَنْظُرْنَ إِلَيْهِ فِي النَّاسِ. فَقَالَ الْمَلِكُ: مَا تَزْعُمُ هَذِهِ؟ قَالَ: مَا تَزْعُمُ؟ قَالَ: تَزْعُمُ أَنَّ وَلَدَهَا مِنْكَ. قَالَ: أَنْتِ تَزْعَمِيْنَ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: أَيْنَ هَذَا الصَّغِيْرُ؟ قَالُوْا: هَذَا فِي حُجْرِهَا، فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ. فَقَالَ: مَنْ أَبُوْكَ؟ قَالَ: رَاعِي الْبَقَرِ. قَالَ الْمَلِكُ: أَنَجْعَلُ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: مِنْ فِضَّةٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَمَا نَجْعَلُهَا؟ قَالَ: رَدُّوْهَا كَمَا كَانَتْ. قَالَ: فَمَا الَّذِي تَبَسَّمْتَ؟ قَالَ: أَمْراً عَرَفْتُهُ، أَدْرَكَتْنِى دَعْوَةُ أُمِّي، ثُمَّ أَخْبَرَهُمْ

"Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan Juraij" Lalu ada yang bertanya, ”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?". Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).

(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggilnya ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij." Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya.  Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?" Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, "Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur?"[2] Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.[3]

Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak[4]. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?" "Dari Juraij?", jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi, "Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?" "Benar", jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari." Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur.[5] Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.

Raja lalu bertanya padanya, "Siapa ini menurutmu?". Juraij balik bertanya, "Siapa yang engkau maksud?" Raja berkata, "Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu." Juraij bertanya, "Apakah engkau telah berkata begitu?" "Benar", jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?" Orang-orang lalu menjawab, "(Itu) di pangkuan (ibu)nya." Juraij lalu menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab, "Ayahku si penggembala sapi."

Kontan sang raja berkata, "Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas." Juraij menjawab, "Tidak perlu". "Ataukah dari perak?" lanjut sang raja. "Jangan", jawab Juraij. "Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?", tanya sang raja. Juraij menjawab, "Bangunlah seperti semula." Raja lalu bertanya, "Mengapa engkau tersenyum?" Juraij menjawab, "(Saya tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 33. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 25).  Lihat [Bukhari: 60-Kitab Al Anbiyaa, 48-Bab ”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 7-8]

Maka sungguh amat bahaya jika keluar dari lisan orang tua doa jelek pada anaknya sendiri karena doa seperti itu bisa terkabul sebagaimana dapat kita lihat dalam kisah Juraij di atas. Yang terbaik, hendaklah orang tua mendoakan anaknya dalam kebaikan dan moga anaknya menjadi sholeh serta berada di jalan yang lurus. Ketika marah karena kenakalan anaknya, hendaklah amarah tersebut ditahan. Ingatlah sekali lagi bahwa di saat marah lalu keluar doa jelek dari lisan ortu, maka bisa jadi doa jelek itu terwujud.

Hendaklah orang tua mencontoh para nabi dan orang sholeh yang selalu mendoakan kebaikan pada anak keturunannya. Lihatlah contoh Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam di mana beliau berdoa,


رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)


رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Lihatlah sifat ‘ibadurrahman (hamba Allah) yang berdoa,


وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74)

Moga Allah memperkenankan doa kita sebagai orang tua yang berisi kebaikan kepada anak-anak kita. Moga anak-anak kita berada dalam kebaikan dan terus berada dalam bimbingan Allah di jalan yang lurus. Jika kita sebagai anak, janganlah sampai durhaka pada orang tua. Banyak-banyaklah berbuat baik pada mereka, sehingga kita pun akan didoakan oleh bapak dan ibu kita.


Demikianlah arikel dari saya mengenai Do'a Orang Tua Kepada Anak yang semoga bermanfaat untuk para sahabat blog hikmah kehidupan, sekian dan terima kasih telah menyempatkan waktunya untuk membaca dan share ke postingan saya ini, dan semoga juga berkenan dihati para sahabat.

Sabtu, 07 Juli 2012

Manfaat Luar Biasa dari Wudhu

Berikut ini saya sajikan sebuah artikel tentang Manfaat dari Wudhu yang mungkin bisa bermanfaat untuk sahabat pembaca artikel ini nantinya. Mari kita simak langsung artikel yang sudah saya persiapkan untuk para sahabat setia blog hikmah kehidupan, dibawah ini sahabat bisa langsung baca dengan seksama.

Manfaat Wudhu
Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudlu. Ia mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka yaitu sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah wudlu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.

Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

Ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudlu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudlu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudlu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudlu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.

Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari? Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudlu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.

Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadis riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa.

Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudlu dengan kain karena dalam redaksi hadis itu dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma’a akhir qathr al-ma’).

Wudlu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabsahan wudlunya.

Yang paling penting dari wudlu ialah kekuatan simboliknya, yakni memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang ‘bersih’ dan sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti mendirikan shalat, menyentuh atau membaca mushaf Alquran. Wudlu sendiri akan memproteksi diri untuk menghindari apa yang secara spiritual merusak citra wudlu. Dosa dan kemaksiatan berkontradiksi dengan wudlu.

Demikianlah artikel yang mengenai Manfaat Luar Biasa dari Wudhu semoga bisa bermanfaat untuk para sahabat. Sekian dan terima kasih telah share ke postingan maupun blog pengumpul hikmah.

Keutamaan Syukur Kepada Allah SWT

Syukur kepada nikmat Allah yang tiada terputus dan pemberian-Nya yang tak pernah berhenti memiliki keutamaan dan kedudukan yang tinggi. Allah sendiri yang telah memerintahkan syukur ini di dalam kitab-Nya dan melarang perilaku kufur yang menjadi lawannya, memuji para pelakunya, dan menyandangkannya kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Allah juga menjadikan syukur sebagai tujuan penciptaan makhluk dan puncak dari perintah-Nya. Dia telah menjanjikan pahala yang besar bagi pelakunya dan menjadikannya sebagai sebab bertambahnya nikmat dan karunia-Nya, serta menjadikannya sebagai penjaga dan pelanggeng nikmat tersebut.

Syukur Kepada Allah
Allah telah memerintahkan syukur di beberapa tempat dalam Al Qur'an. Seperti dalam firman-Nya;

وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

"Dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (QS. An Nahl: 114)

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al Baqarah: 152)

فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

"Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan." (QS. Al Ankabut: 17)

Allah telah menggabungkan syukur dengan iman. Dia mengabarkan tidak ada alasan untuk mengadzab hamba-Nya jika mereka bersyukur dan beriman kepada-Nya. Allah Ta'ala berfirman:

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (QS. An Nisa': 147) Maksudnya: jika kalian melaksanakan dan memenuhi tujuan diciptakannya kalian, yaitu syukur dan iman, bagaimana Aku (Allah) akan menyiksamu?

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa orang-orang yang bersyukur adalah orang yang sukses di antara hamba-hamba-Nya dalam menghadapi ujian Allah.

وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ

"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" (QS. Al An'am: 53)

Allah juga mengaitkan tambahan nikmat dengan syukur. Tambahan nikmat ini tiada terbatas sebagaimana tak terbatasnya rasa syukur kepada-Nya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih"." (QS. Ibrahim: 7) Bertambahnya nikmat ada bersama syukur akan tetap berlaku untuk selama-lamanya. Karenanya dikatakan, "Saat engkau melihat keadaanmu tidak bertambah baik maka mulailah bersyukur."

Allah telah membagi manusia dalam dua kelompok: syukur dan kufur. Kufur dan pelakunya adalah sesuatu yang paling dibencinya. Sebaliknya, syukur dan para pelakunya adalah yang paling dicintai-Nya. Allah Ta'ala berfirman dalam Surat al Insan:

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (QS. Al Insan: 3)

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

"Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu." (QS. Az Zumar: 7)

وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

"Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Luqman: 12)

وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

"Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga mengabarkan bahwa orang yang beribadah kepada-Nya adalah hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Sedangkan orang yang tidak bersyukur tidak masuk dalam golongan orang yang beribadah kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al Baqarah: 172)

وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

"Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu." (QS. Az Zumar: 7)

Wasiat pertama yang Allah sampaikan kepada manusia setelah dia berakal adalah bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua. Allah Ta'ala berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 14)

Allah telah mengaitkan beberapa balasan dari macam-macam ibadah dengan kehendak-Nya. Seperti firman-Nya, "Maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki." (QS. Al Taubah: 28); "Maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki." (QS. Al An;am: 41); "Dia akan mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. Ali Imran: 129); "Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya." (QS. Al Taubah: 15).

Adapun syukur, Allah telah memutlakkan balasan-Nya secara total sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya: وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ "Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 145); "Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144).

Allah juga mengabarkan bahwa musuh-Nya, Iblis, menjadikan syukur sebagai sasaran tertinggi dalam menggoda manusia. Dia berusaha menjadikan mereka sebagai orang tidak bersyukur, karena tahu keagungan kedudukan syukur yang termasuk kedudukan yang paling mulia dan paling tinggi di sisi Allah. Allah berfirman:

ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (QS. Al A'raf: 17)

Allah juga mengabarkan bahwa orang-orang yang bersyukur jumlahnya sedikit. Allah berfirman: "Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang beryukur." (QS. Saba': 13); " . . tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (QS. Al Baqarah: 243, Yusuf: 38, Ghafir: 61).

Allah mengabarkan bahwa untuk syukur inilah Allah menciptakan makhluk-Nya dan mencurahkan berbagai nikmat. Allah berfirman,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An Nahl: 78)

وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al Qashshash: 73)

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur." (QS. An Nahl: 14) dan ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak sekali.

Syukur adalah jalan hidup yang ditempuh para utusan Allah dan nabi-Nya. Allah telah memuji rasul pertama yang diutus ke bumi dengan menyandangkan sifat syukur padanya. Allah Ta'ala berfirman:

"(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (QS. Al Isra': 3)

Penghususnan Nuh di sini, dengan disebutkan namanya sedangkan konteks ditujukan kepada para hamba sebagai keturunannya, sebagai isyarat agar mengikutinya. Dia bapak manusia ke dua. Karena Allah tidak menciptakan manusia setelah terjadinya banjir besar pada zaman Nuh, kecuali dari keturunannya. Sebagaimana firman Allah, "Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan." (QS. Fushshilat: 77) Allah memerintahkan keturunannya agar mengikuti bapak mereka dalam hal syukur, karena dia adalah hamba yang banyak bersyukur.

Allah juga memuji Nabi kesayangan-Nya, Ibrahim dengan syukur kepada nikmat-Nya. Allah berfirman:

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus." (QS. An Nahl: 120-121)

Allah mengabarkan bahwa Nabi Ibrahim sebagai Ummah, yakni teladan yang diikuti dalam kebaikan. Dia juga sebagai orang yang selalu taat kepada Allah, senantiasa menuju kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya, kemudian pujian tersebut ditutup dengan sifat syukur kepara nikmat-nikmat-Nya. Maka Allah menjadikan syukur sebagai puncak pujian kepada kesayangan-Nya ini.

Allah telah memerintah kepada hamba-Nya, Musa 'alaihis salam, agar mensyukuri kenabian, risalah, dan diajak bicara langsung oleh Allah. Allah berfirman;

قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آَتَيْتُكَ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ

"Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur"." (QS. Al A'raf: 144) ayat semakna dengan ini, yang menerangkan syukur para Nabi 'alaihimus salam, sangat banyak yang menunjukkan hal itu adalah jalan hidup mereka.

Sedangkan keterangan tentang syukurnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat banyak, laksanan lautan luas yang tak bertepi, karena beliau manusia yang paling kenal dengan Allah, paling takut, dan paling bersyukur kepada nikmat-nikmat-Nya serta paling tinggi kedudukannya di sisi Allah. Terdapat dalam Shahih al Bukhari, dari Aisyah radliyallah 'anha, dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri shalat (malam) hingga kedua kaki beliau bengkak." Lalu Aisyah berkata kepada beliau, "Kenapa engkau lakukan ini, ya Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?" Lalu beliau menjawab:

أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا

"Tidak bolehkan aku senang menjadi hamba yang bersyukur." (HR. Bukhari)

"Tidak bolehkan aku senang menjadi hamba yang bersyukur." Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Salllam

Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam untuknya sebagimana dia telah mentauhidkan Allah dengan sebenarnya, mengenal-Nya dengan sempurna, berdakwah kepada-Nya, dan bersyukur dengan semestinya.

Nah itulah sedikit artikel tentang  Keutamaan Syukur Kepada Allah SWT semoga bisa bermanfaat untuk para sahabat, sekian dan terima kasih.

Hikmah Sholat Lima Waktu

Berikut ini saya sajikan artikel yang mungkin bisa bermanfaat untuk sahabat dengan tema Hikmah Sholat Lima Waktu, dan untuk selengkapnya bisa sahabat baca dibawah ini secara seksama semoga dapat berkenan di hati para sahat semua.

Sholat Lima Waktu
Ali bin Abi Talib r.a berkata :
“Sewaktu Rasullullah S.A.W duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi, lalu berkata: Ya Muhammad, kami hendak tanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S.yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’ Lalu Rasullullah S.A.W. bersabda:
‘Silahkan bertanya.’ Berkata orang Yahudi: ‘Silahkan terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.”

Sabda Rasullullah S.A.W.:
Sholat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada TuhanNya, 

Sholat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam A.S. memakan buah Khuldi, 

Sholat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam A.S., maka setiap mukmin yang sholat Maghrib dengan ikhlas kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya.

Sholat Isya’ itu ialah sholat yang dikerjakan oleh para Rasul-Rasul sebelumku,


Sholat Subuh adalah sebelum terbit matahari, ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya tiap orang kafir.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata:
Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan di dapati oleh orang yang sholat..?

Rasullullah S.A.W bersabda:
Jagalah waktu-waktu sholat terutama sholat yang pertengahan, Sholat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam, orang mukmin yang mengerjakan sholat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.

Sabda Rasullullah S.A.W. lagi:
Manakala sholat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam A.S. Memakan buah Khuldi. Orang mukmin yang mengerjakan sholat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.’

Setelah itu Rasullullah S.A.W. membaca ayat yang bermaksud:
‘Jagalah waktu-waktu sholat terutama sekali sholat yang pertengahan, sholat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam A.S. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah maka Allah akan perkenankan.

Sabda Rasullullah S.A.W. :
Sholat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan sholat Isya’ berjamaah, Allah S.W.T. haramkan dari terkena nyalanya api neraka dan diberinya cahaya untuk menyeberangi titi sirath.’

Sabda Rasullullah S.A.W. seterusnya: ‘Sholat Subuh pula, seorang mukmin yang mengerjakan sholat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberi oleh Allah S.W.T. dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan dari api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.



Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata:
‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (S.A.W). Kini katakan pula kepada kami semua kenapakah Allah S.W.T. mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’.
Sabda Rasullullah S.A.W.:
‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam A.S.selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T. mewajibkan ke atas keturunan Adam A.S. berlapar selama 30 hari. Sementara izin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T. kepada makhlukNya.’

Kata orang Yahudi:
‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperolehi dari puasa itu.’
Sabda Rasullullah S.A.W.:
‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T. dia akan diberi oleh Allah S.W.T. tujuh perkara:
1. Akan dicairkan daging haram yg tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh dengan makanan yang haram).
2. Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan dari merasa lapar dan haus.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang sangat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T. pada hari Kiamat untuk menyeberang titian sirath.
7. Allah S.W.T. akan memberinya kemudian di syurga.’

Kata orang Yahudi:
‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu antara semua para nabi-nabi.’
Sabda Rasullullah S.A.W.:
‘Seorang nabi mengunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat pada umat saya di hari kiamat).’
Kata orang Yahudi:
‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa asyhadu anna Muhammada Rasulullah (kami percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan engkau utusan Allah).’
“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah2an. Dan berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar.” (Al-Baqarah : 155)

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERCAKAP.

Bertanya orang kepada Rasulullah SAW:
“Bagaimana k ita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?”

Maka jawabnya Rasulullah SAW,
“Umat dikenal karena WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU’.”
Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian Siratul Mustaqim dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hambaKu.

Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :
1. Para Nabi
2. Para Ahli Jihad
3. Para Alim Ulama
4. Para Syuhada
5. Para Penghafal Al Quran
6. Imam atau Pemimpin yang Adil
7. Tukang Azan
8. Wanita yang mati kelahiran/beranak
9. Orang mati dibunuh atau dianiaya
10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Di dalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda Rasulullah saw:
Apabila datang hari qiamat dan orang orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:
Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa (ahli puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah buahan syurga.

Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekalia kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lezat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.

Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah SWT di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :
“Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah lalu itu.”
* Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. “Dan (ingatlah) Allah senantiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan.” (Surah Al-Baqarah : 237)*

Manfaat Shalat Berjama'ah (Khatimah)






Manfaat Shalat Berjama'ah ~ Segala puji bagi Allah subhanahu wata'aala, Dzat yang dengan nikmat-Nya kebaikan menjadi sempurna. Setelah disebutkan keutamaan, faedah dan manfaat yang terkandung di dalam shalat berjama’ah, di mana tidak seorangpun yang mengetahui batasannya melainkan Allah subhanahu wata'aala, jelaslah bagi kita betapa besar keagungan, urgensi dan kedudukannya di dalam Islam berdasarkan teks-teks Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dan pembaca yang budiman...... Berikut kami ketengahkan sebagian perkataan para sahabat dan para Ulama setelahnya yang menjelaskan secara tegas tentang hukum shalat berjama’ah.
- Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dan Abi Musa al-Asy’ari radhiyallahu 'anhuma, bahwa keduanya berkata: “Barangsiapa mendengar adzan, lalu dia tidak mendatanginya tanpa ada halangan maka tidak ada shalat baginya.”

- Diriwayatkan dari Ali radhiyallahu 'anhu, bahwa dia berkata: “Barangsiapa mendengar adzan, lalu dia tidak mendatanginya maka shalatnya tidak akan sampai kepalanya kecuali ada halangan.”

- Diriwayatkan dari A’isyah radhiyallahu 'anha, dia berkata: “Barangsiapa mendengar adzan lalu tidak mendatanginya maka dia tidak menghendaki kebaikan begitupun kebaikan tidak menghendakinya”.

- Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: “Sungguh dua telinga anak Adam dipenuhi dengan timah panas (sebagai siksaan) lebih baik daripada dia mendengar seruan seorang muadzin lalu dia tidak memenuhi panggilannya”.

- Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu bahwasanya dia ditanya perihal seorang laki-laki yang puasa di siang hari dan shalat di malam hari, namun tidak menghadiri shalat Jum’at dan berjama’ah? Maka dia berkata: “tempatnya di neraka.”

- Suatu saat Atha’ bin Abi Rabah berkata: “Tidaklah seseorang dari hamba Allah yang menetap di kota dan di perkampungan mendapatkan keringanan apabila mendengar adzan untuk meninggalkan shalat (berjama’ah)”.

- Berkata al-Auza’i: “Tidak ada ketaatan terhadap kedua orang tua di dalam meninggalkan shalat Jum’at dan shalat berjama’ah baik mendengar adzan atau tidak”. (Lihat, ucapan-ucapan di atas dalam kitab al-Ausath fi as-Sunan wa al-Ijma’ wa al-Khilaf, karya Ibnu al-Mundzir, IV/136-137)

- Imam al-Bukhari rahimahullah berkata di dalam Sahihnya: “Bab Wajibnya ShaLat Berjama’ah”

- Para ulama madzhab Hanafi dan Maliki mengatakan: “Shalat berjama’ah hukumnya sunnah mu’akkadah (yang ditekankan), namun demikian orang yang meninggalkannya berdosa dan sah shalat dengan tidak berjama’ah. Adapun perbedaan antara mereka dengan yang mengatakan bahwa shalat berjama’ah hukumnya wajib adalah perbedaan redaksi, dan bahkan sebagian mereka secara tegas mengatakan wajib” (Kitabush Shalat, karya Ibnul Qayyim, hal. 111)

- Al-‘Alamah ‘Alauddin as-Samarqandi, seorang ulama’ besar di kalangan madzhab Hanafi berkata: “Shalat berjama’ah hukumnya adalah wajib, dan sebagian sahabat kami (ulama madzhab Hanafi) mengatakan sunnah mu’akaddah, keduanya mengandung makna yang sama, karena mengacu pada hadits yang bersumber dari Nabi shallallahu 'alahi wasallam, bahwa beliau selalu melakukan shalat berjama’ah begitu juga ummat setelah beliau sampai hari ini, disertai dengan pengingkaran terhadap orang yang meninggalkannya. Dan yang demikian merupakan pengertian wajibnya bukan sunnah” (Tuhfah al-Fuqaha’, I/358)

- Imam asy-Syafi’i berkata: “Aku tidak akan memberikan keringanan bagi siapa saja yang mampu melakukan shalat berjama’ah untuk meninggalkannya kecuali ada halangan” (Kitab al-‘Um, hal. 277)

- Imam an-Nawawi berkata: “Shalat berjama’ah diperintahkan berdasarkan hadits-hadits yang sahih dan dikenal luas serta kesepakatan kaum Muslimin. Dan di kalangan sahabat kami (Ulama madzhab Syafi’I) ada tiga pendapat. Salah satu diantaranya mengatakan fardhu kifayah, yang kedua mengatakan sunnah dan yang ketiga mengatakan fardhu ‘ain namun tidak merupakan syarat sahnya shalat. Dan pendapat yang ketiga ini merupakan pendapat dua ulama besar yang memiliki keahlian dalam ilmu Fiqh dan hadits di kalangan madzhab kami yaitu Abu Bakar bin Khuzaimah dan Ibnu al-Mundzir. Berkata al-Rafi’i: “Pendapat yang ketiga ini dikatakan juga sebagai pendapat asy-Syafi’i (al-Majmu’, IV/183)

- Dikalangan madzhab Imam Ahmad bin Hanbal, kebanyakan mereka mengatakan:”Sesungguhnya shalat berjama’ah adalah wajib bagi setiap orang, berdosa bagi yang meninggalkan dan bukan merupakan syarat sahnya shalat, dan dalam riwayat yang lain dikatakan merupakan syarat sahnya shalat. Berkata al-Mardawi di dalam al-Inshaf: “Bahwa perkataan Imam Ahmad bin Hanbal yang mengatakan bahwa shalat berjama’ah adalah wajib untuk shalat lima waktu bagi laki-laki dan tidak merupakan syarat (sahnya shalat) adalah madzhab beliau dan tidak ada keraguan, juga pendapat kebanyakan ulama madzhab Hambali, bahkan kebanyakan mereka memastikan dan mencatat bahwa itulah pendapat yang dipegang oleh Imam Ahmad.”(Lihat, Abwabu Shalatiljama’ah dari Kitab al-Inshaf, al-Iqna’ dan al-Mughni)

- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Shalat berjama’ah merupakan perkara yang ditekankan di dalam agama berdasarkan kesepakatan kaum Muslimin dan hukumnya wajib bagi setiap orang menurut sebagian besar kalangan Salaf dan para Imam Ahli Hadits seperti Ahmad, Ishaq dan selain dari keduanya serta sebagian ulama madzhab asy-Syafi’i. Dan hukumnya fardhu kifayah menurut sebagian ulama madzhab asy-Syafi’i dan selain mereka. Dan pendapat ini yang lebih kuat di kalangan mereka.”

- Orang yang terus menurus meninggalkan shalat berjama’ah adalah orang yang tidak baik, harus dicegah, diperingatkan, bahkan dihukum serta ditolak kesaksiannya meskipun ada yang mengatakan bahwa hukumnya adalah sunnah mu’akkadah.”

- Beliau juga mengatakan: “Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa shalat di rumahnya lebih utama daripada shalat berjama’ah di masjid maka dia adalah sesat dan pelaku bid’ah menurut kesepakatan kaum Muslimin. Karena shalat berjama’ah bisa jadi hukumnya fardhu ‘ain atau fardhu kifayah, sementara dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah menunjukkan bahwa shalat berjama’ah adalah wajib bagi setiap orang. Dan mereka yang mengatakan sunnah mu’akaddah dan tidak mengatakan wajib mencela orang yang terus-menerus meninggalkannya, bahkan orang yang sering meninggalkan perkara sunnah yang hukumnya di bawah hukum shalat berjama’ah akan luntur sifat adilnya dan tidak diterima kesaksiannya menurut mereka, maka bagaimana pula orang yang terbiasa meninggalkan shalat berjama’ah ??? Maka dia harus diperintahkan untuk melaksanakannya menurut kesepakatan kaum Muslimin dan dicela karena meninggalkannya, Dan orang yang terus-menerus meninggalkan sunnah rawatib yang kedudukannya di bawah shalat berjama’ah tidak dibolehkan untuk memutuskan suatu perkara, memberikan kesaksian dan berfatwa, maka bagaimana pula dengan shalat berjama’ah yang merupakan syiar Islam yang paling agung.”(Majmu’ al-Fatawa, XXIII/253)

- Ibnul Qayyim berkata: “Barangsiapa yang memperhatikan sunnah Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam dengan pehatian yang sungguh-sungguh akan jelas baginnya bahwa melakukan shalat berjama’ah di masjid adalah fardhu ‘ain (wajib bagi setiap orang) kecuali ada halangan yang membolehkan meninggalkan shalat Jum’at dan shalat berjama’ah, maka tidak hadir ke masjid tanpa ada halangan sama seperti meninggalkan shalat berjama’ah secara keseluruhan. Dengan demikian terjadi kesingkronan pada seluruh hadits dan atsar (yang berkenaan dengan shalat berjama’ah.pent)”… hingga Beliau berkata: “Maka keyakinan yang kita pegang dan kita pertanggungjawabkan kepada Allah bahwa tidak boleh bagi seorangpun meninggalkan shalat berjama’ah di masjid kecuali ada halangan. Wallahu a’lam bish shawab. (Kitab ash-Shalah, hal. 137)

- Telah kita sebutkan di atas perkataan Imam asy-Syaukani (Lihat, manfaat yang Kesepuluh)

- Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhust al-‘Ilmiyah wa al-Ifta’ (Komisi Tetap Bidang Penelitian Ilmiah dan Fatwa) pada Lembaga Ulama-ulama Besar Saudi Arabiyah telah memberikan jawaban berkaitan dengan permasalahan ini: “Bahwa shalat lima waktu dengan berberjama’ah di masjid adalah wajib bagi setiap mukallaf laki-laki, maka barangsiapa yang meninggalkannya dengan sengaja tanpa ada halangan maka dia telah berdosa, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alahi wasallam. “Barangsiapa mendengar adzan, lalu dia tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya kecuali karena halangan”. (H.R Ibnu Majah, dan ad-Daruquthni dengan sanad yang sahih) Dan Ibnu Abbas pernah ditanya tentang al-‘Udzur (halangan), maka dia menjawab: “ dalam keadaan ketakutan atau sakit.” (Fatwa al-Lajnah ad-Da’imah VII/292)
Maka setelah terpaparkan atsar (perkataan-perkataan) para sahabat dan perkataan para Ulama Salaf jelaslah bagi kita secara gamblang bahwa shalat berjama’ah adalah wajib bagi setiap orang, dan bukan merupakan syarat sahnya shalat. Barangsiapa meninggalkannya tanpa ada halangan maka dia berdosa dan telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Alhamdulillah, sebagaimana telah jelas pula bahwa meskipun ungkapan para Ulama beraneka ragam dalam menamai hukum shalat berjama’ah antara fardu ‘ain atau fardhu kifayah atau sunnah mu’akkadah, namun mereka sepakat bahwa barangsiapa yang meninggalkannya maka dia berdosa, dan perbedaan yang ada di kalangan mereka hanya sekedar perbedaan redaksi saja. Maka janganlah seseorang terpedaya oleh sebagian orang yang menganggap remeh hukum ibadah yang agung ini.

Kepada Allah-lah aku memohon agar menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang dapat menegakkan shalat, menunaikan zakat dan senantiasa ruku’ bersama orang-orang yang ruku’.
Dan semoga Allah memberikan ampunan kepada kita, kedua orang tua kita, ulama kita, dan seluruh kaum Muslimin.

Semoga shalawat dan salam serta keberkahan senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan segenap sahabatnya.

Panduan Shalat Tahajud

Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu 'ala Rosulillah wa 'ala alihi wa shohbihi wa man tabi'ahum bi ihsanin ilaa yaumid diin.
Suatu kenikmatan yang sangat indah adalah bila seorang hamba bisa merasakan bagaimana bermunajat dengan Allah di tengah malam terutama ketika 1/3 malam terakhir. Berikut sedikit panduan dari kami mengenai shalat tahajud.

Maksud Shalat Tahajud

Shalat malam (qiyamul lail) biasa disebut juga dengan shalat tahajud. Mayoritas pakar fiqih mengatakan bahwa shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dilakukan di malam hari secara umum setelah bangun tidur.1

Keutamaan Shalat Tahajud

Pertama: Shalat tahajud adalah sifat orang bertakwa dan calon penghuni surga.

Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 15-18).

Al Hasan Al Bashri mengatakan mengenai ayat ini, “Mereka bersengaja melaksanakan qiyamul lail (shalat tahajud). Di malam hari, mereka hanya tidur sedikit saja. Mereka menghidupkan malam hingga sahur (menjelang shubuh). Dan mereka pun banyak beristighfar di waktu sahur.”2

Kedua: Tidak sama antara orang yang shalat malam dan yang tidak.

Allah Ta'ala berfirman,

أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9). Yang dimaksud qunut dalam ayat ini bukan hanya berdiri, namun juga disertai dengan khusu'.3
Salah satu maksud ayat ini, “Apakah sama antara orang yang berdiri untuk beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian?!”4 Jawabannya, tentu saja tidak sama.

Ketiga: Shalat tahajud adalah sebaik-baik shalat sunnah.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”5

An Nawawi -rahimahullah- mengatakan, “Ini adalah dalil dari kesepakatan ulama bahwa shalat sunnah di malam hari lebih baik dari shalat sunnah di siang hari. Ini juga adalah dalil bagi ulama Syafi’iyah (yang satu madzhab dengan kami) di antaranya Abu Ishaq Al Maruzi dan yang sepaham dengannya, bahwa shalat malam lebih baik dari shalat sunnah rawatib. Sebagian ulama Syafi’iyah yang lain berpendapat bahwa shalat sunnah rawatib lebih afdhol (lebih utama) dari shalat malam karena kemiripannya dengan shalat wajib. Namun pendapat pertama tetap lebih kuat dan sesuai dengan hadits. Wallahu a’lam.6

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan shalat sunnah. Ketika itu hamba semakin dekat dengan Rabbnya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan terijabahinya (terkabulnya) do'a. Saat itu adalah waktu untuk mengemukakan berbagai macam hajat kepada Allah.”7

'Amr bin Al 'Ash mengatakan, “Satu raka'at shalat sunnah di malam hari lebih baik dari 10 raka'at shalat sunnah di siang hari.” Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Dunya.8

Ibnu Rajab mengatakan, “Di sini 'Amr bin Al 'Ash membedakan antara shalat malam dan shalat di siang hari. Shalat malam lebih mudah dilakukan sembunyi-sembunyi dan lebih mudah mengantarkan pada keikhlasan.”9 Inilah sebabnya para ulama lebih menyukai shalat malam karena amalannya yang jarang diketahui orang lain.

Keempat: Shalat tahajud adalah kebiasaan orang sholih.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ”10

Kelima: Sebaik-baik orang adalah yang melaksanakan shalat tahajud.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakan mengenai 'Abdullah bin 'Umar,

« نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ ، لَوْ كَانَ يُصَلِّى بِاللَّيْلِ » . قَالَ سَالِمٌ فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ لاَ يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ إِلاَّ قَلِيلاً .
“Sebaik-baik orang adalah 'Abdullah (maksudnya Ibnu 'Umar) seandainya ia mau melaksanakan shalat malam.” Salim mengatakan, “Setelah dikatakan seperti ini, Abdullah bin 'Umar tidak pernah lagi tidur di waktu malam kecuali sedikit.”11

Waktu Shalat Tahajud

Shalat tahajud boleh dikerjakan di awal, pertengahan atau akhir malam. Ini semua pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik -pembantu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- mengatakan,

مَا كُنَّا نَشَاءُ أَنْ نَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلِ مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ وَلَا نَشَاءُ أَنْ نَرَاهُ نَائِمًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ
“Tidaklah kami bangun agar ingin melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di malam hari mengerjakan shalat kecuali pasti kami melihatnya. Dan tidaklah kami bangun melihat beliau dalam keadaan tidur kecuali pasti kami melihatnya pula.”12

Ibnu Hajar menjelaskan,

إِنَّ صَلَاته وَنَوْمه كَانَ يَخْتَلِف بِاللَّيْلِ وَلَا يُرَتِّب وَقْتًا مُعَيَّنًا بَلْ بِحَسَبِ مَا تَيَسَّرَ لَهُ الْقِيَام
“Sesungguhnya waktu shalat malam dan tidur yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berbeda-beda setiap malamnya. Beliau tidak menetapkan waktu tertentu untuk shalat. Namun beliau mengerjakannya sesuai keadaan yang mudah bagi beliau.”13

Waktu Utama untuk Shalat Tahajud

Waktu utama untuk shalat malam adalah di akhir malam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kami -Tabaroka wa Ta'ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do'a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya”.”14

Dari 'Abdullah bin 'Amr, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Sesungguhnya sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud15 dan sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud 'alaihis salam. Beliau biasa tidur di separuh malam dan bangun tidur pada sepertiga malam terakhir. Lalu beliau tidur kembali pada seperenam malam terakhir. Nabi Daud biasa sehari berpuasa dan keesokan harinya tidak berpuasa.”16

'Aisyah pernah ditanyakan mengenai shalat malam yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. 'Aisyah menjawab,

كَانَ يَنَامُ أَوَّلَهُ وَيَقُومُ آخِرَهُ ، فَيُصَلِّى ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى فِرَاشِهِ ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَثَبَ ، فَإِنْ كَانَ بِهِ حَاجَةٌ اغْتَسَلَ ، وَإِلاَّ تَوَضَّأَ وَخَرَجَ
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa tidur di awal malam, lalu beliau bangun di akhir malam. Kemudian beliau melaksanakan shalat, lalu beliau kembali lagi ke tempat tidurnya. Jika terdengar suara muadzin, barulah beliau bangun kembali. Jika memiliki hajat, beliau mandi. Dan jika tidak, beliau berwudhu lalu segera keluar (ke masjid).”17

Shalat Tahajud Ketika Kondisi Sulit

Bermunajatlah pada Allah di akhir malam ketika kondisi begitu sulit.

'Ali bin Abi Tholib pernah menceritakan,

رَأَيْتُنَا لَيْلَةَ بَدْرٍ وَمَا مِنَّا إِنْسَانٌ إِلاَّ نَائِمٌ إِلاَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِنَّهُ كَانَ يُصَلِّى إِلَى شَجَرَةٍ وَيَدْعُو حَتَّى أَصْبَحَ وَمَا كَانَ مِنَّا فَارِسٌ يَوْمَ بَدْرٍ غَيْرَ الْمِقْدَادِ بْنِ الأَسْوَدِ
“Kami pernah memperhatikan pada malam Badar dan ketika itu semua orang pada terlelap tidur kecuali Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam. Beliau melaksanakan shalat di bawah pohon. Beliau memanjatkan do'a pada Allah hingga waktu Shubuh. Dan tidak ada di antara kami tidak ada yang mahir menunggang kuda selain Al Miqdad bin Al Aswad.”18 Dalam riwayat lain disebutkan,

يُصَلِّى وَيَبْكِى حَتَّى أَصْبَحَ
“Beliau melaksanakan shalat sambil menangis hingga waktu shubuh.”19

Jumlah Raka'at Shalat Tahajud yang Dianjurkan (Disunnahkan)

Jumlah raka'at shalat tahajud yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 11 atau 13 raka'at. Dan inilah yang menjadi pilihan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

'Aisyah mengatakan,

مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 raka'at. Beliau melakukan shalat empat raka'at, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat empat raka'at lagi dan jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat tiga raka'at.”20

Ibnu 'Abbas mengatakan,

كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka'at. ”21

Zaid bin Kholid Al Juhani mengatakan,

لأَرْمُقَنَّ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اللَّيْلَةَ فَصَلَّى. رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً.
“Aku pernah memperhatikan shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau pun melaksanakan 2 raka'at ringan. Kemudian setelah itu beliau laksanakan 2 raka'at yang panjang-panjang. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka'at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka'at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Beliau pun lakukan shalat 2 raka'at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka'at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Lalu terakhir beliau berwitir sehingga jadilah beliau laksanakan shalat malam ketika itu 13 raka'at.”22 Ini berarti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan witir dengan 1 raka'at.23

Dari sini menunjukkan bahwa disunnahkan sebelum shalat malam, dibuka dengan 2 raka'at ringan terlebih dahulu. 'Aisyah mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِيُصَلِّىَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika hendak melaksanakan shalat malam, beliau buka terlebih dahulu dengan melaksanakan shalat dua rak'at yang ringan.”24

Bolehkah Menambahkan Raka'at Shalat Malam Lebih Dari 11 Raka'at?

Al Qodhi 'Iyadh mengatakan,

وَلَا خِلَاف أَنَّهُ لَيْسَ فِي ذَلِكَ حَدّ لَا يُزَاد عَلَيْهِ وَلَا يَنْقُص مِنْهُ ، وَأَنَّ صَلَاة اللَّيْل مِنْ الطَّاعَات الَّتِي كُلَّمَا زَادَ فِيهَا زَادَ الْأَجْر ، وَإِنَّمَا الْخِلَاف فِي فِعْل النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا اِخْتَارَهُ لِنَفْسِهِ
“Tidak ada khilaf bahwa tidak ada batasan jumlah raka'at dalam shalat malam, tidak mengapa ditambah atau dikurang. Alasannya, shalat malam adalah bagian dari ketaatan yang apabila seseorang menambah jumlah raka'atnya maka bertambah pula pahalanya. Jika dilakukan seperti ini, maka itu hanya menyelisihi perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan menyelisihi pilihan yang beliau pilih untuk dirinya sendiri.”25

Ibnu 'Abdil Barr mengatakan,

فلا خلاف بين المسلمين أن صلاة الليل ليس فيها حد محدود وأنها نافلة وفعل خير وعمل بر فمن شاء استقل ومن شاء استكثر
“Tidak ada khilaf di antara kaum muslimin bahwa shalat malam tidak ada batasan raka'atnya. Shalat malam adalah shalat nafilah (shalat sunnah) dan termasuk amalan kebaikan. Seseorang boleh semaunya mengerjakan dengan jumlah raka'at yang sedikit atau pun banyak.”26

Adapun dalil yang menunjukkan bolehnya menambah lebih dari 11 raka'at, di antaranya:
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai shalat malam, beliau menjawab,

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
“Shalat malam itu dua raka'at-dua raka'at. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka'at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.”27 Padahal ini dalam konteks pertanyaan. Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjelaskannya.

Lalu bagaimana dengan hadits 'Aisyah,

مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 raka'at. ”28

Jawabannya adalah sebagai berikut:

Jika ingin mengikuti sunnah (ajaran) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mestinya mencocoki beliau dalam jumlah raka'at shalat juga dengan tata cara shalatnya.

Sedangkan shalat yang paling bagus, kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah,

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُولُ الْقُنُوت
“Shalat yang paling baik adalah yang paling lama berdirinya.”29

Namun sekarang yang melakukan 11 raka'at demi mencontoh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melakukan lama seperti beliau. Padahal jika kita ingin mencontoh jumlah raka'at yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seharusnya juga lama shalatnya pun sama.
Sekarang pertanyaannya, manakah yang lebih utama melakukan shalat malam 11 raka'at dalam waktu 1 jam ataukah shalat malam 23 raka'at yang dilakukan dalam waktu dua jam atau tiga jam?

Yang satu mendekati perbuatan Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam dari segi jumlah raka'at. Namun yang satu mendekati ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari segi lamanya. Manakah di antara kedua cara ini yang lebih baik?

Jawabannya, tentu yang kedua yaitu yang shalatnya lebih lama dengan raka'at yang lebih banyak. Alasannya, karena pujian Allah terhadap orang yang waktu malamnya digunakan untuk shalat malam dan sedikit tidurnya. Allah Ta'ala berfirman,

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.” (QS. Adz Dzariyat: 17)

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS. Al Insan: 26)

Oleh karena itu, para ulama ada yang melakukan shalat malam hanya dengan 11 raka'at namun dengan raka'at yang panjang. Ada pula yang melakukannya dengan 20 raka'at atau 36 raka'at. Ada pula yang kurang atau lebih dari itu. Mereka di sini bukan bermaksud menyelisihi ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun yang mereka inginkan adalah mengikuti maksud Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu dengan mengerjakan shalat malam dengan thulul qunut (berdiri yang lama).

Sampai-sampai sebagian ulama memiliki perkataan yang bagus, “Barangsiapa yang ingin memperlama berdiri dan membaca surat dalam shalat malam, maka ia boleh mengerjakannya dengan raka'at yang sedikit. Namun jika ia ingin tidak terlalu berdiri dan membaca surat, hendaklah ia menambah raka'atnya.”

Mengapa ulama ini bisa mengatakan demikian? Karena yang jadi patokan adalah lama berdiri di hadapan Allah ketika shalat malam. -Demikianlah faedah yang kami dapatkan dari penjelasan Syaikh Musthofa Al 'Adawi dalam At Tarsyid-30

Qodho' bagi yang Luput dari Shalat Tahajud karena Udzur

Bagi yang luput dari shalat tahajud karena udzur seperti ketiduran atau sakit, maka ia boleh mengqodho'nya di siang hari sebelum Zhuhur.

'Aisyah mengatakan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلاَةُ مِنَ اللَّيْلِ مِنْ وَجَعٍ أَوْ غَيْرِهِ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً.
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, jika beliau luput dari shalat malam karena tidur atau udzur lainnya, beliau mengqodho'nya di siang hari dengan mengerjakan 12 raka'at.”31

'Umar bin Khottob mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَامَ عَنْ حِزْبِهِ أَوْ عَنْ شَىْءٍ مِنْهُ فَقَرَأَهُ فِيمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الظُّهْرِ كُتِبَ لَهُ كَأَنَّمَا قَرَأَهُ مِنَ اللَّيْلِ
“Barangsiapa yang tertidur dari penjagaannya atau dari yang lainnya, lalu ia membaca apa yang biasa ia baca di shalat malam antara shalat shubuh dan shalat zhuhur, maka ia dicatat seperti membacanya di malam hari.”32

Demikian pembahasan ringkas kami mengenai shalat tahajud. Kami masih akan membahas kiat-kiat bangun shalat tahajud dan panduan shalat witir -insya Allah-. Semoga Allah mudahkan.
Semoga kita semakin terbimbing dengan sajian ringkas ini. Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkan sekaligus merutinkannya.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.